Tangan Kiran ragu mulai menyentuh bahu Elang. Ini untuk pertama kali baginya melakukan sentuhan fisik secara intim pada seorang pria. Satu pijatan Kiran berikan dengan mengabaikan jantungnya yang kini mulai berdetak lebih cepat dari ukuran normal. "Sebentar aku lepas bajuku dulu," ucap Elang lalu beringsut bangun bersiap melepas baju atasnya. Namun, Kiran segera menahan dengan menarik ujung kaos yang Elang pakai. Elang menoleh dengan kening berkerut. "Jangan dilepas," pinta Kiran dengan pipi mulai memanas. Ia yakin sekali jika sekarang pipinya mulai memerah. "Kenapa? Bukankah kalau dipijat itu lebih enak tanpa baju yang mengahalangi." "Tapi aku tidak bisa melihatmu telanjanng." "Siapa juga yang akan telanjanng. Aku hanya akan melepas baju atasanku saja. Kau ini suka sekali berpikir