"Tapi kita bisa merubah jalan takdir yang telah Tuhan gariskan." Kiran mengusap wajahnya. Ia tak tahu lagi harus berkata apalagi demi memberikan pengertian pada Hans. Pria itu mencondongkan badannya, meraih tangan Kiran lalu menggenggamnya. "Berikan aku kesempatan? Please!" Raut wajah penuh permohonan Hans tunjukkan membuat Kiran diam untuk sejenak. Menelan ludah gugup, menghirup napas dalam demi menetralkan jantungnya yang lagi-lagi berdetak tidak normal. "Hans," cicitnya. Menjeda ucapannya karena bingung harus mengatakan apa untuk kembali memberikan pengertian pada pria yang tak kenal lelah menaruh harapan padanya. "Ya," jawab Hans menunggu jawaban apa yang akan Kiran berikan. "Maaf, aku tidak bisa." Hans tersentak, mencerna ucapan Kiran untuk sesaat. Tubuhnya lemas, luruh tak bers