Kehilafan Yang Tidak Termaafkan.

1417 Kata

Pagi itu, langit masih dilingkupi semburat ungu yang merona di cakrawala, saat embun perlahan menghilang dari dedaunan, meninggalkan jejak dingin di udara. Nelson terbangun dengan perasaan aneh yang menusuk kalbunya. Tempat tidur di sebelahnya terasa dingin, kosong, dan sunyi, seakan kekosongan itu menembus hingga ke dalam hatinya. Dengan pikiran setengah terjaga, Nelson meraih tempat di sebelahnya, hanya untuk menemukan ranjang itu benar-benar kosong. Nurani tidak ada di sana. Awalnya, Nelson mengira Nurani mungkin sudah bangun lebih awal, mungkin sedang menyiapkan sarapan di dapur atau menikmati pagi di taman. Tetapi saat ia berjalan menyusuri rumah, setiap sudut yang seharusnya dipenuhi dengan kehadiran lembut istrinya, kini terasa sepi dan hampa. Rasa gelisah mulai merayap dalam dirin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN