Surat Terakhir.

1578 Kata

“Soraya, sekarang kita harus bagaimana?” tanya Soraya dengan nada datar, meski di dalam hatinya bergemuruh berbagai emosi. Malam itu, ruangan pribadi Aron terasa seperti sarang ular, penuh dengan bisikan dan racun yang tersembunyi di setiap sudut. Aron duduk dengan posisi tubuh yang malas, tatapan matanya buram karena pengaruh alkohol yang terlalu banyak mengalir dalam tubuhnya. “Aku ingin Nurani... dia semakin cantik,” gumam Aron, suara seraknya terdengar makin melantur. Ia sudah jauh terjerumus dalam lautan mabuk yang diciptakannya sendiri, tenggelam dalam hasrat yang semakin menggelap. Soraya mendesah, rasa jijik menguasai dirinya. "Menyebalkan!" desisnya, kemarahan membakar setiap kata yang keluar dari bibirnya. “Aku tadi menciumnya, dan dia menolak aku. Rasanya menyakitkan sekali,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN