"Akhirnya, wajahku sudah mirip dengan perempuan itu!" Soraya berbisik pada dirinya sendiri, suaranya dipenuhi dengan campuran kebanggaan dan kepuasan yang meresap hingga ke dalam lubuk hatinya. Tatapannya terfokus pada cermin di depannya, menelusuri setiap lekukan wajah yang kini memancarkan kecantikan yang hampir sempurna, seakan-akan bayangan mendiang Kristi telah dihidupkan kembali melalui wajahnya. Ia memiringkan kepalanya sedikit, membiarkan cahaya lampu bersinar di sepanjang pipinya, menyoroti kulitnya yang halus seperti porselen. "Selama enam bulan aku menahan diri dan mengorbankan diri. Sekarang, aku sudah bisa memetik hasilnya." Kalimat itu meluncur dengan penuh kebanggaan dari bibirnya yang merah menyala, bibir yang kini memiliki bentuk yang nyaris identik dengan Kristi, wanita