Kekuasaan Aron.

1901 Kata

Lois terkejut mendapati kehadiran Tuan Aron di depan gerbang kampus, seolah bayangan kegelapan tiba-tiba menutupi langit biru. Pria itu berdiri di sana, bersandar santai di mobilnya yang mewah, seolah-olah dunia ini miliknya. Senyumannya lekat di bibir, namun sorot mata abu-abunya, begitu memikat namun berbahaya, mengintai setiap pergerakan Lois dengan tajam. “Mana Nurani?” tanya Aron, nada suaranya tenang namun penuh dengan keangkuhan, seperti raja yang menanti persembahan dari rakyatnya. Pandangannya tajam mengarah ke pintu kampus, seolah melihat lebih jauh daripada apa yang terlihat. “Nona masih di dalam, sebentar lagi akan keluar,” jawab Lois, berusaha menjaga nada suaranya tetap netral meski hatinya dipenuhi dengan kecemasan yang tak bisa diabaikan. “Kamu mending pulang saja. Aku a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN