Itu belum lama sejak Mo Qi Qi baru saja keluar dari kamar Xue Ying. Mungkin 10 menit telah berlalu dan gadis itu telah kembali mengetuk kamar Xue Ying.
Xue Ying yang mendengar bunyi dari luar pintunya dengan tertatih-tatih menggunakam tongkatnya dan berjalan untuk membukakan gadis itu pintu. Xue Ying yang berdiri di depan pintu melihat ekspresi tidak enak di wajah cantik Mo Qi Qi.
"Kenapa kau datang kembali Qi Qi? Apa kau melupakan sesuatu?" Xue Ying bertanya dengan suara santai.
Mo Qi Qi kemudian berkata, "Presdir, mungkin karena aku mengangkat teleponmu tadi Xiuli jadi salah paham dan dia datang ke perusahaan Mei Zuo untuk marah-marah. Dan sebagai akibatnya Mei Zuo juga akan datang ke Beijing besok."
Xue Ying sepertinya tidak terlalu tertarik pada masalah ini. Ia masih santai seperti biasanya, "Masuklah, kita bicarakan semuanya di dalam." Xue Ying berkata, "Tidak baik membiarkan seorang gadis sepertimu berdiri di depan pintu."
Mo Qi Qi menuruti ucapan Xue Yung itu dan ia akhirnya kembali masuk ke kamar hotel Xue Ying. Untuk sesaat perhatian Mo Qi Qi kembali teralihkan, Mo Qi Qi bahkan lupa niatannya datang menemui Xue Ying. Fokus gadis itu langsung terarah pada rambut Xue Ying yang masih basah.
Mo Qi Qi tidak bisa tidak bertanya, "Presdir, kenapa rambutmu masih basah? Kau bisa menggunakan hair dryer yang ada di kamar mandi untuk mengeringkan rambutmu. Kau bisa terkena flu nanti."
Xue Ying kemudian dengan acuh tak acuh berkat, "Hair dryer nya rusak."
Mo Qi Qi bahkan tidak bisa mempercayai lelucon semacam ini, "Bagaimana mungkin hair dryer di kamar VIP seperti ini rusak?"
Xue Ying, "Kalau tidak percaya, kau periksa saja."
10 menit sebelum Mo Qi Qi datang…
Wajah Xue Ying yang tampan tiba tiba-tiba berkerut begitu ia selesai menerima telepon dari seseorang. Telepon itu secara mengejutkan berasal dari Mei Zuo.
Mei Zuo menelpon Xue Ying karena masalah Xiuli yang marah-marah di kantornya. Selain itu, ia khawatir akan sahabatnya, Mo Qi Qi.
Tetapi itu hanya beberapa saat sebelum akhirnya wajah Xue Ying kembali menjadi tenang. Wajah tampannya kembali selang beberapa saat, dan ide konyol tiba-tiba muncul di kepalanya.
Xue Ying tersenyum licik saat ia berjalan menuju ke kamar mandi. Xue Ying melihat pantulan dirinya yang ada di cermin, ia kemudian membuka keran wastafel dan membasahi rambutnya.
Itu belum lama sejak Xue Ying menggunakan hair dryer untuk mengeringkan rambutnya. Dan kini, pemuda tampan itu sudah membasahi rambutnya lagi. Tidak sampai di situ saja, saat ia melihat hair dryer yang baru saja ia gunakan, ia langsung mengambil pengering rambut itu dan terlihat mengotak-atiknya. Setelah mencoba menyalakan hair dryer dan hair dryer itu tidak menyala senyuman Xue Ying menjadi semakin mengembang.
"Aku berhasil merusaknya." Xue Ying terkekeh.
Setelah melakukan hal bodoh itu, Xue Yung kemudian kembali ke kamarnya dan ia duduk dengan santai. Dan seolah memiliki telepati dengan Mo Qi Qi, Xue Ying dengan percaya diri menghitung mundur waktu kedatangan Mo Qi Qi. Dan benar saja, gadis itu benar-benar datang seperti yang diharapkan oleh Xue Ying.
10 menit setelah kedatangan Mo Qi Qi…
Mo Qi Qi lngsung pergi ke kamar mandi begitu ia mendengar ucapan Xue Ying itu. Ia melihat hair dryer yang kata Xue Ying itu rusak tengah tergeletak di atas westafel. Mo Qi Qi tentu saja mencoba menyalakan hair dryer itu, tetapi hasilnya nihil. Qi Qi kemudian bergumam, "Ini benar-benar rusak."
Mo Qi Qi kembali masuk ke kamar Xue Ying. Xue Ying memperhatikan ekspresi wajah Mo Qi Qi, ia kemudian berkata, "Aku tidak berbohong padamu kan?"
"Lalu kenapa Presdir tidak menelpon layanan kamar dan meminta hair dryer yang baru?" Mo Qi Qi tentu saja tidak akan menyerah dalam hal ini. Dan ia tidak bodoh dan juga bukan seorang wanita yang naif.
Tetapi Xue Ying sertinya sudah menyiapkan jawaban untuk hal ini. Xue Ying dengan santai berkata, "Lupakan saja, aku terlalu sibuk. Aku bahkan menerima telpon dari perusahaan tadi."
"Aku akan mengambil hair dryer milikku. Tunggu sebentar." Mo Qi Qi keluar dari kamar Xue Ying dan kembali ke kamarnya.
Tak perlu waktu lama bagi Mo Qi Qi untuk kembali ke kamar Xue Ying dengan hair dryer di tangannya.
"Ini, presdir bisa menggunakan punyaku dulu." Mo Qi Qi dengan senang hati memberikan hair dryer miliknya pada Xue Ying.
Xue Ying, "…."
Tangan kanan Xue Ying yang sakit tentu saja tidak bisa digunakan untuk mengeringkan rambutnya. Sementara tangan kirinya yang tidak apa-apa bisa ia gunakan, tapi siapa yang akan menyisir-nyisir rambutnya ketika ia menggunakan tangan kirinya itu untuk memegang hairdryer.
Dan hanya ada satu orang yang bisa membantunya. Tentu saja orang itu adalah Mo Qi Qi.
Mo Qi Qi, "…."
"Maafkan aku Qi Qi. Aku terpaksa harus merepotkanmu. Jika saja tanganku tidak terluka, mungkin aku bisa menggunakannya untuk mengeringkan rambutku." Xue Ying tiba-tiba berkata, "Baiklah, lupakan saja. Nanti juga akan kering."
Ketika Xue Ying selesai mengatakan hal itu, ia kemudian mengembalikan hair dryer yang belum dipakaianya itu pada Mo Qi Qi. Mo Qi Qi di lain sisi tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis. Ia hanya menyesalkan kebaikan hatinya yang sudah ia bawa sejak lahir. Qi Qi dengan enggan mengambil hair dryer itu lalu menyalakannya. Ia kemudian berkata, "Aku akan membantu Presdir mengeringkan rambut Presdir." Mo Qi Qi berkata, "Tolong Presdir jangan salah paham. Aku hanya tidak ingin presdir sakit karena rambut yang basah seperti itu. Selain itu kau sudah menyelamatkanku, jadi biarkan aku merawatmu."
Xue Ying tersenyum, ia terlihat begitu bersamangat ketika ia mendengar ucapan Mo Qi Qi itu. Ia kemudian berkata dengan senyuman yang ada di wajahnya, "Kalau begitu maaf karena merepotkanmu Qi Qi."
Ini adalah kali pertama kalinya bagi Mo Qi Qi berada begitu dekat dengan Xue Ying. Dari jarak sedekat ini ini ia bahkan bisa melihat pori-pori kecil yang hampir tak nampak di wajah putih Xue Ying. Rambut laki-laki itu begitu harum, dan juga rambut hitamnya yang membuatnya menjadi semakin tampan terlihat seperti hamparan tinta. Melihat dari atas kepalanya, Mo Qi Qi bisa dengan jelas melihat bulu matanya yang lentik terkulai. Selain itu hidungnya juga sangat mancung, jembatan hidungnya begitu tinggi. Bibir Xue Ying tipis di bagian atasnya dan bibir bawahnya terlihat berisi. Warna bibirnya merah muda pucat, ini mengindikasikan bahwa Xue Ying bukanlah seorang perokok.
Entah mengapa, tapi semakin Mo Qi Qi mengamati wajah cinta pertamanya itu, semakin ia terbawa suasana. Hingga Xue Ying yang telah memanggilnya selama beberapa kali tidak dihiraukannya.
Xue Ying, "Qi Qi? Mo Qi Qi?"
"Hah?!" Qi Qi sangat terkejut, "Apa Presdir memanggilku?"
Seolah kehilangan akal sehatnya Mo Qi Qi terlihat kebingungan. Ia tidak tau harus berkata apa. Ia kemudian mematikan hair dryer dan berkata, "Sudah kering. Rambut Presdir sudah kering."
Xue Ying, "En. Terimakasih."
Mo Qi Qi menyimpan dan merapikan hairdryer nya lalu menaruhnya di kotak kosmetiknya. Sembari melakukan hal itu, Mo Qi Qi berkata, "Presdir Aku harap Presdir akan menjelaskan pada Bai Xiuli tentang apa yang sebenarnya terjadi. Aku tidak ingin dia…"
Mo Qi Qi bahkan belum selesai berbicara, tetapi Xue Ying yang sudah terlebih dahulu memotongnya, "Tidak ada yang perlu dijelaskan, kau jangan khawatir."
Setelah mendengar hal itu dari mulut Xue Ying, Mo Qi Qi berpikir bahwa ia sudah tidak diperlukan lagi di kamar Xue Ying. Jadi ia berniat untuk kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Tetapi begitu Mo Qi Qi mengutarakan keinginannya itu, Xue Ying dengan santainya berkata, "Ini. Ini adalah kartu untuk masuk ke dalam kamarku. Ini adalah kartu akses masuk ke kamar ini."
Mo Qi Qi tampak kebingungan ketika ia mengulurkan tangannya untuk menerima kartu akses masuk kamar Xue Ying itu.
Xue Ying tidak mengatakan apa-apa, tetapi wajahnya sudah menjelaskan bahwa ia tidak mengerti dengan maksud dari perbuatannya itu.
"Bukankah kau akan membantuku mengobati lukaku nanti malam. Nanti malam kau tidak perlu mengetuk kembali. Kau hanya perlu masuk, jika ada sesuatu kau tinggal masuk dan tidak perlu mengetuk. Bukankah itu lebih mudah? Lagi pula, aku akan kesusahan jika harus terus berjalan untuk membuka pintu."
Mo Qi Qi mengangguk, ia kemudian berkata, "Baiklah kalau begitu. Aku akan kembali ke kamarku dulu Presdir. Jika Presdir membutuhkan sesuatu, Presdir bisa memanggilku."
Xue Ying mengangguk dan Mo Qi Qi keluar dari kamarnya.