So you want to help me take off my clothes?

1205 Kata
Wajah Xue Ying bahkan terlihat sangat santai ketika Mo Qi Qi sedang berteriak padanya. Xue Ying kemudian menjawab dengan suara yang santai pula, "Qi Qi, bagaimana mungkin aku akan mandi dengan menggunakan pakaian yang lengkap seperti tadi? Tentu saja aku harus melepaskan pakaianku." "Lalu kenapa Presdir harus melepaskannya di sini dan tidak melepaskannya di dalam kamar mandi saja?"Mo Qi Qi masih menutup matanya dengan kedua tangannya. Qi Qi masih meraung seperti orang. Xue Ying tampak sedang mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Itu adalah sabun cair miliknya sendiri. Ketika ia telah menyimpan tasnya secara sembarangan, ia kembali berkata,"Bagaimana mungkin aku bisa melepas pakaianku sendiri di sana? Kamar mandi adalah tempat yang licin." Mata Xue Ying melebar, "Ah, apa kau mau membantuku dan melepaskan pakaianku Qi Qi? Kebetulan aku masih belum melepaskan celanaku." Mo Qi Qi sepertinya sudah kehilangan akal sehatnya. Ia ingin sekali menampar laki-laki yang yang kini berdiri di depannya itu. Ia tidak pernah tahu jika Xue Ying yang agung dan bijaksana serta berkharisma itu tampak terlihat seperti bajiangan m***m sekarang. Melihat ekspresi Mo Qi Qi yang terlihat jengkel karena kata-katanya, Xue Ying langsung tertawa terbahak-bahak sebelum akhirnya berkata, "Aku hanya bercanda Qi Qi. Lagi pula ini belum waktunya." "Belum waktunya apa?" Mo Qi Qi tiba-tiba bertanya. "Ah tidak, tidak. Aku hanya asal bicara." Xue Ying masih tersenyum ketika ia berkata dengan canggung, Kalau begitu kau bantu aku sekarang." Mo Qi Qi kemudian mengulurkan kedua tangannya sebelum akhirnya berkata, "Kalau begitu aku akan membentuk presdir berjalan menuju kamar mandi." Mo Qi Qi dengan berhati-hati menuntun dan memegang lengan Xue Ying. Keduanya perlahan-lahan berjalan menuju ke kamar mandi. Dan begitu sampai di dalam lamar mandi, Mo Qi Qi langsung mendudukkan Xue Ying di atas kloset. Mo Qi Qi kemudian berkata, "Presdir, aku sudah menyiapkan air hangat untukmu. Jika kau membutuhkan sesuatu kau bisa memanggil aku aku akan ada di luar." "En." Xue Ying mengangguk. Begitu keluar dari kamar mandi Mo Qi Qi tdak sengaja melihat pantulan bayangannya yang ada di cermin. Qi Qi melihat bagaimana wajahnya yang putih tiba-tiba memerah karena merasa malu. Qi Qi menghela nafas dan tidak bisa untuk tidak memarahi dirinya sendiri di depan cermin, "Dasar bodoh, dasar bodoh. Mo Qi Qi, kau benar-benar bodoh." Mo Qi Qi yang bodoh kemudian duduk di atas ranjang, ia duduk dengan santai sembari memikirkan pemotretan yang akan berlangsung dalam beberapa hari ini. Tetapi ketika ia menyadari tangannya yang tidak sengaja mengelus-ngelus sprei yang lembut, pikiran tidak pantas juga tiba-tiba muncul di otaknya. "Bukankah aku terlihat seperti sedang menantikan malam pertama pernikahanku?"Entah karena terlalu la melajang atau karena ada alasan lain, tapi pikiran Mo Qi Qi sudah melayang kemana-mana. Mo Qi Qi mengehela nafas sebelum kemudian berkata, "Kenapa aku jadi seperti ini? Dan juga, kenapa aku duduk di sini? Aku benar-benar terlihat seperti sedang menunggu seseorang mandi." Mo Qi Qi akhirnya bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju ke arah jendela. Tetapi siapa yang menyangka di saat itu ponsel Xue Ying tiba-tiba berbunyi. Mo Qi Qi melihat ID pemanggil yang ada di layar ponsel Xue Ying dan wajahnya yang cantik segera berkerut. Bukan karena cemburu, tapi Qi Qi hanya malas saja jika itu menyangkut Bai Xiuli. Yah, orang yang menelpon itu adalah Bai Xiuli, sekretaris Xue Ying. Mo Qi Qi kemudian dengan acuh tak acuh berjalan ke arah kamar mandi untuk memberitahu Xue Ying bahwa Xiu Li menelponnya. Tapi Xue Ying dengan santai berteriak dari dalam kamar mandi, "Lupakan saja. Kau tidak perlu mengangkatnya." Maka Mo Qi Qi pun melakukan apa yang dikatakan oleh Xue Ying. Tetapi bunyi ponsel Xue Ying tidak pernah berhenti sejak benda itu berbunyi. Mo Qi Qi tentu saja tahu bahwa Xiuli tidak akan pernah menyerah. Telinga Mo Qi Qi bahkan terasa akan tuli, "Kenapa dia begitu lama di kamar mandi?!" Mo Qi Qi yang merasa jengkel akhirnya memutuskan untuk mengangkat telepon Xiuli itu. "Xue Ying, kau ada di mana? Kenapa dari tadi kau tidak mengangkat telponku?" Suara Xiuli yang jengkel terdengar melalui ponsel. Mo Qi Qi menghela napas panjang, ia kemudian berkata, "Ini bukan Xue Ying. Ini aku Mo Qi..." "Bagaimana itu bisa kau? Kenapa kau yang mengangkat telepon Xue Ying? Dimana Xue Ying?!" Suara Bai Xiuli terdengar seperti orang kesurupan. Ia terdengar seperti orang yang akan menjadi gila dalam waktu dekat. Mo Qi Qi tidak tau harus melakukan apa, ia hanya menghela nafas sebelum kemudian berkata dengan santai, "Dia sedang pergi sebentar. Kau dapat meneleponnya nanti." Qi Qi tentu saja tidak bodoh, ia tidak akan pernah mengatakan kalau Xue Ying sedang berada di kamar mandi sementara dirinya sedang duduk di atas tempat tidur sembari menunggu laki-laki itu keluar. Walau Mo Qi Qi menjelaskan situasinya darurat, walau mulutnya sampai berbusa, Bai Xiuli mustahil akan mempercayainya. Jadi Mo Qi Qi lebih memilih untuk berbohong pada mantan kekasih Xue Ying itu. Mo Qi Qi kemudian mematikan telepon Xiuli itu dan di waktu yang bersamaan Xue Ying telah berdiri dan melihatnya. Entah sejak kapan laki-laki tampan itu keluar dari kamar mandi, tapi Mo Qi Qi yang sekarang tengah memegang ponsel Xue Ying lebih terlihat seperti pencuri yang tertangkap basah. "Maafkan aku Presdir. Tapi teleponmu tidak pernah berhenti berbunyi." Mo Qi Qi segera melambai-lambaikan tangannya seperti orang bodoh, "Kau tenang saja, aku tidak mengatakan sesuatu yang bisa membuat Xiuli salah paham. Jadi presdir.." Mo Qi Qi bahkan belum menyelesaikan kalimatnya itu tetapi Xue Ying sudah terlebih dahulu menyelanya. Pemuda tampan itu bahkan terlihat semakin menawan karena rambutnya yang masih basah. Ia kemudiam tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa." Setelah memastikan Xue Ying tidak membutuhkan apa-apa lagi, Mo Qi Qi akhirnya kembali ke kamarnya yang berada ada di samping kamar hotel Xue Ying. Gadis itu akhirnya bisa merasa lega setelah ia keluar dari kamar laki-laki yang pernah ia sukai itu. Baru saja mau Qi Qi ingin melemparkan tubuhnya di atas tempat tidur yang empuk, tapi ponselnya sudah terlebih dahulu berdering dan menghalangi niatannya itu. Mo Qi Qi melihat ID pemanggil yang berada di layar ponselnya. Ia kemudian berkata dengan nada kurang bersemangat, "Bao Ni, kau benar-benar memilih waktu yang tepat untuk menelpon." "Qi Qi, halo?" suara Lu Bao Ni terdengar di ponsel. Mo Qi Qi, "Ada apa?" Sahabat Mo Qi Qi tu kemudian berkata dengan suara yang lebih keras, "Aku sudah menelponmu lebih dari 10 kali. Kenapa kau tidak mengangkatnya?" "Aku sedang membantu Xue Ying melakukan sesuatu." Ujar Mo Qi Qi. Ia kemudian mendengar Bao Ni menghela nafas panjang melalui saluran teleponnya. Bao Ni kemudian berkata dengan suara acuh tak acuh, "Apa kau tahu kalau Xiuli datang kemari dan marah-marah?" Mo Qi Qi, "Secepat itu?" Bao Ni tidak merespon Mo Qi Qi. Sebaliknya, ia berkata, "Xiuli mengatakan kau dan Xue Ying tengah berada di tempat yang sama. Mei Zuo yang mendengar perkataan Xiuli bahkan tidak bisa menahan amarahnya." Bao Ni berbicara dengan suara lesu, "Ia memutuskan untuk segera berangkat ke Beijing untuk menyusulmu. Aku dan Mei Zuo akan ke Beijing besok." Siapa yang mengira situasi menjadi begitu runyam hanya karena Mo Qi Qi mengangkat telepon Xue Ying? Mo Qi Qi hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya seolah ada banyak kutu di kulit kepalanya. Ia tidak mau memikirkannya lebih lanjut masalah sepele ini. Mo Qi Qi kemudian dengan acuh tak acuh berkata, "Terserah kalian saja. Lagi pula hari pemotretan juga semakin dekat. Kalian sebaiknya cepat datang kemari dan bawa semua modelnya."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN