Mo Qi Qi yang kali ini cukup teledor dan tidak berhati-hati hampir saja tertabrak oleh sepeda. Jika bukan karena Xue Ying yang dengan gesit berlari ke arahnya, Mo Qi Qi mungkin saja bisa terkilir.
Tetapi sebagai gantinya, Xue Ying yang berlari ke arah gadis itu dan memeluknya harus jatuh hingga siku tangannya terbentur di aspal jalan. Selain itu, kakinya sedikit terluka dikarenakan oleh pedal sepeda yang tidak sengaja mengenainya.
Mo Qi Qi sangat terkejut, ia langsung berdiri dan berbalik untuk memastikan orang yang menyelamatkannya itu baik-baik saja.
Nada bicara Mo Qi Qi dipenuhi kekhawatiran, "Presdir, apakah kau tidak apa-apa?"
Xue Ying berusaha bangkit, ia dengan santai berkata, "Aku aik-baik saja."
"Maafkan aku, maafkan aku. Aku benar-benar tidak sengaja." Ucap orang yang menaiki sepeda itu seraya meminta maaf. Xue Ying yang mendengar hal ini hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan mengatakan bahwa ia tidak apa-apa.
Tetapi Mo Qi Qi yang melihat lengan mantel Xue Ying robek tentu saja tahu jika tangan laki-laki itu pasti terluka. Mo Qi Qi kemudian dengan berhati-hati menggulung lengan mantel Xue Yung itu dan ia akhirnya menemukan luka goresan yang ada di sikunya. Luka goresan berwarna merah itu bahkan terlihat sangat nampak di kulit Xue Ying yang putih.
"Aku akan mengobatimu dulu. Presdir ayo kita pergi ke rumah sakit." Mo Qi Qi membantu Xue Ying dengan menopang salah satu tangan Xue Ying.
"Aku tidak apa-apa, lebih baik kita menemui pengelola tempat ini dulu." Ujar Xue Ying.
Mo Qi Qi dengan enggan mengikuti perkataan Xue Ying. Keduanya akhirnya pergi menuju ke tempat pengelola istana musim panas berada.
Pengelola istana musim panas itu adalah seorang wanita dengan usia yang sudah melebihi separuh abad. Wanita yang bisa menjadi nenek Mo Qi Qi itu dengan ramah menyambut keduanya.
Mo Qi Qi kemudian berkata dengan sopan, "Aku Mo Qi Qi dan ini adalah…"
"Dia suamimu kan?" Wanita paruh baya itu bahkan tidak membiarkan Mo Qi Qi melanjutkan ucapannya.
Mo Qi Qi, "…."
Xue Ying menahan senyumnya, "…"
Mo Qi Qi kemudian melanjutkan ucapannya, "Dia adalah Presdir dari perusahaan Flower Road. Jadi kami datang kesini karena…"
Untuk kedua kalinya, ucapan Mo Qi Qi yang belum selesai kembali dipotong oleh pengelola istana musim panas. Wanita itu dengan ramah berkata, "Oh nona Mo, aku ingat sekarang. Nona Lu Bao Ni sudah menghubungiku. Dia berkata bahwa sahabatnya akan datang kemari."
Lupa untuk mempersilahkan tamunya untuk duduk, wanita tua itu akhirnya berkata dengan canggung, "Kalau begitu silahkan duduk."
Mereka bertiga akhirnya berbincang mengenai tempat yang akan mereka tempati untuk pemotretan. Hingga tak terasa pembicaraan selama 1 jam itu akhirnya berlalu. Ketika pembicaraan telah usai, tiba-tiba saja sakit di tangan Xue Ying menjadi semakin parah.
Mo Qi Qi yang menyadari hal ini segera menawarkan laki-laki itu agar ia mau untuk dibawa ke rumah sakit. Tetapi untuk kali kedua, Xue Ying kembali menolak tawaran Mo Qi Qi itu. Ia beralasan bahwa ia hanya ingin berjalan-jalan di kompleks istana musim panas.
Beruntung bagi Xue Ying, walau ia tidak mau pergi ke rumah sakit untuk mengobati lukanya, pengelola istana musim panas yang mendengar hal ini langsung menawarkan bantuan pada mereka berdua.
Wanita tua itu berkata, "Di samping gedung ini ada klinik yang memang disediakan untuk pengunjung. Kalian bisa menuju kesana dan mengobati tangan tuan muda ini. Tapi sebaiknya setelah itu kalian harus ke rumah sakit untuk memeriksa kakinya."
Saran dari pengelola istana musim panas itu bukannya tanpa alasan. Xue Ying sudah sedari tadi terlihat kesusahan dalam berjalan, ia tertatih-tatih dan langkahnya sedikit terhambat karena kakinya yang sakit. Xue Ying sudah menahan rasa sakit selama 2 jam lamanya dan ia masih meminta untuk berjalan-jalan di sekitar kompleks istana musim panas.
Mo Qi Qi yang mendengar hal ini sudah tidak bisa mentolerir laki-laki itu. Jadi ia dengan tepaksa berkata, "Aku akan menemani Presdir berjalan-jalan lagi ke istana ini di lain hari. Tapi tolong untuk hari ini, ayo kita pergi ke rumah sakit terlebih dahulu."
Xue Ying membelalakkan matanya, ia kemudian tersenyum dan berkata, "Kau tidak boleh menarik kembali ucapanmu Qi Qi."
Mo Qi Qi mengangguk dan akhirnya keduanya pergi ke rumah sakit.
Selang beberapa saat, Mo Qi Qi dan Xue Ying sudah sampai di sebuah rumah sakit yang berada tidak jauh dari istana musim panas. Walau sebelumnya pengelola istana musim panas sudah menyarankan keduanya untuk pergi ke klinik yang telah disediakan oleh pengelola istana musim panas, tapi Mo Qi Qi lebih memperhatikan kondisi kaki Xue Ying yang tampaknya semakin memprihatinkan dan perlu penanganan khusus.
Xue Ying kini dalam proses pemeriksaan di UGD rumah sakit, sementara Mo Qi Qi tengah sibuk mengurus administrasi dan menebus obat. Setelah dokter selesai membalut lukanya, Xue Ying masih duduk di ranjang UGD dan mendengar penjelasan dari dokter.
Dokter itu berkata, "Tuan, kaki Anda memang terkilir tapi anda akan sembuh dalam beberapa hari."
"Apa aku memerlukan semacam kursi roda?" Entah karena kakinya yang sakit atau pikirannya yang sedang tidak fokus, Xue Ying yang biasanya selalu masuk akal dan berkharisma, entah mengapa kali ini terlihat begitu konyol.
Dokter itu terkekeh, "Tidak perlu tuan. Tapi jika memang tuan Li merasakan sakit ketika berjalan, tuan bisa menggunakan tongkat."
"Ah itu masuk akal sekali. Aku akan menggunakan tongkat saja, kakiku masih sangat sakit dokter." Xue Ying kemudian berkata, "Lalu, Bisakah dokter memberitahu wanita tadi kalau aku membutuhkan tongkat."
Mendengar ucapan Xue Ying itu, sang dokter terlihat agak sedikit kebingungan. Xue Ying kemudian berbisik kepada dokter, "Dia tidak pernah mempercayaiku."
Dan setelah mendengar bisikan sesuai yang itu dokter segera mengangguk dan mengiyakan ucapan Xue Ying.
Beberapa saat kemudian, Mo Qi Qi akhirnya kembali. Hal pertama yang diucapkan oleh Mo Qi Qi tentu saja perihal keadaan kaki Xue Ying.
Kemudian dokter tadi menjawab, "Kaki tuan Li terkilir. Ia mungkin akan kesusahan berjalan, jadi aku sarankan tuan Li untuk menggunakan tongkat. Selain itu, nona harus merawatnya dengan baik. Kompres kakinya menggunakan air hangat setiap malam."
Xue Ying sedikit membalalak. Matanya bertemu dengan mata sang dokter, dan dokter itu tiba-tiba mengangguk.
Xue Ying, "….."
Xue Ying hanya meminta dokter itu mengatakan hal yang sebenarnya. Tapi siapa yang menyangka jika dokter itu malah melebih-lebihkannya.
Mo Qi Qi mengangguk dan berkata, "Aku mengerti dokter. Terimakasih."
Setelah membeli tongkat, M Qi Qi dan Xue Ying akhirnya pergi dari rumah sakit dan akan berniat menuju ke stasiun Subway. Tapi melihat kondisi kaki Xue Ying yang masih dibalut gips itu, Mo Qi Qi akhirnya membatalkan niatannya itu untuk menaiki kereta dan lebih memilih naik taksi.
Kali ini Mo Qi Qi terlihat lebih sabar daripada sebelumnya. Ia menuntun Xue Ying dengan penuh perhatian sampai laki-laki itu masuk ke dalam kamar hotelnya. Dendam dihati Mo Qi Qi bahkan tidak nampak ketika ia dengan telaten merawat Xue Ying. Gadis itu membantu Xue Ying duduk di atas tempat tidurnya dan mengambilkannya air.
"Apa Presdir masih membutuhkan sesuatu?" Tanya Mo Qi Qi.
"Hmm itu…" Xue Ying tampak ragu-ragu. Ia kemudian menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak perlu. Lupakan saja."
Mo Qi Qi menyipitkan kedua matanya. Ia masih merasa ada yang tidak beres, jadi ia enggan pergi dari kamar Xue Ying, "Aku akan pergi kalau Presdir mengatakan apa yang ingin kau katakan."
Xue Ying tidak mengatakan apa-apa, tetapi sebagai gantinya ia menunjukkan celana panjangnya yang robek. Begitu pula dengan mantel mahalnya yang sekarang tampak mengenaskan.
Mo Qi Qi menghela napas, ia kemudian dengan santai berkata, "Aku akan membantumu."
"Dengan cara apa kau akan membantuku?" Xue Ying memiringkan kepalanya.
Dan Mo Qi Qi yang baru saja menyadari hal ini segera membelalakkan matanya. Ia benar-benar tidak sadar jika pertolongan yang ia tawarkan itu secara tidak langsung adalah membantu Xue Ying berganti pakaian. Benar-benar memalukan!
"Jangan salah paham Presdir..." Mo Qi Qi sedikit terbata-bata dan wajahnya langsung memerah, "Maksudku, aku akan mengantar presdir ke kamar mandir dan menyiapkan semuanya."
Xue Ying mengangguk, ia kemudian terkekeh saat berkata, "Baiklah. Aku tahu."
Mo Qi Qi kemudian membuka mantelnya, melipat lengan bajunya dan langsung menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi ia tampak gelisah, ia memikirkan bagaimana ekspresi bodohnya tadi. Sembari mengalirkan air hangat di bak mandi, Mo Qi Qi diam-diam mengutuk dirinya, "Kau bodoh Mo Qi Qi."
Selang beberapa saat Mo Qi Qi sudah kembali ke dalam kamar. Tapi sesuatu yang mengejutkan matanya membuat Mo Qi Qi langsung berteriak, "Kenapa presdir tidak memakai baju?"