An Allergy

1309 Kata
Di pagi hari berikutnya, A Luo yang tinggal bersama Xue Ying baru saja pulang ke rumah Xue Ying. Ia bermalam di luar semalaman, itulah kenapa Xue Ying pergi sendirian tadi malam. Begitu masuk ke dalam rumah, A Luo merasakan ada sesuatu yang salah. Hari memang belum terlalu siang dan kebetulan hari ini adalah minggu. Tapi kedua hal itu tidak menjadikan Xue Ying menjadi malas. Ia biasanya sudah bangun untuk sekedar berolahraga ringan di kolam berenang atau merawat tanamannya di taman belakang rumah. Tapi kali ini A Luo benar-benar tidak melihat sosok Xue Ying. "Apa Xue Ying gege belum bangun?" A Luo bergumam lalu kemudian masuk lebih dalam ke sudut rumah untuk menemukan Xue Ying. Ia berjalan menuju ruang keluarga, tapi ia masih tidak menemukan Xue Ying. Sebaliknya, ia menemukan bungkus roti kacang merah yang sudah kosong. A Luo membelalakkan matanya, ia segera berlari untuk memastikan apa yang ia lihat itu Tangan A Luo meraih bungkus kacang merah, "Ini masalah besar!" A Luo langsung berlari ke lantai dua dan berteriak dengan wajah panik, "Ge, Xue Ying gege!!!" Sebelumnya A Luo tidak pernah masuk kamar Xue Ying tanpa izin, ia selalu mengetuk pintu sebelumnya. Begitu pula kali ini, ia tidak langsung masuk. Tapi setelah beberapa kali diketuk, Xue Ying masih tidak menjawab. Karena khawatir, A Luo akhirnya menerobos masuk. Begitu pintu terbuka, A Luo melihat Xue Ying tengah tertidur. A Luo berjalan mendekat sambil memanggil nama Xue Ying, tapi pemuda itu masih tidak bangun juga. Sebaliknya ia tampak mengerang, dan ketika tangan A Luo menyentuh dahinya ia merasakan suhu yang panas menyengat telapak tangannya. "Ge! Apa kau baik-baik saja?!" A Luo berkata, "Ge, Xue Ying gege!" A Luo membuka selimut Xue Ying dan menemukan kulit lengan Xue Ying yang berwarna putih pucat kini telah berubah menjadi merah. Ada bintik-bintik kecil merah di lehernya juga. A Luo benar-benar panik, "Alerginya kambuh!" A Luo akhirnya memutuskan untuk membawa Xue Ying ke rumah sakit. Dan ketika ia baru saja akan menghubungi XuanXuan untuk membantunya, seseorang tiba-tiba menelpon Xue Ying. A Luo melihat id pemanggil di layar Xue Ying, "Nona Mo Qi Qi?" A Luo sedikit ragu-ragu apakah ia harus mengangkat telpon dari Mo Qi Qi itu atau tidak. Setelah beberapa saat berpikir, A Luo akhirnya memutuskan untuk mengangkat telpon itu. A Luo, "Halo?" "Presdir, maaf mengganggu waktumu di hari libur ini. Aku mempunyai sesuatu untuk aku katakan padamu." Suara Mo Qi Qi terdengar lewat telpon. A Luo terdengar kebingungan, "Maafkan aku, tapi ini bukan Xue Ying gege. Aku adalah A Luo." "A Luo?" Suara Mo Qi Qi terdengar keheranan. "Aku adalah.." A Luo tidak tahu harus mengatakan apa. Ia bingung tentang hubungannya dengan Xue Ying. Jadi ia memilih berkata, "Xue Ying gege sedang sakit sekarang. Aku harus.." "Apa?! Dia sakit?! Sakit Apa?" Mo Qi Qi terdengar sangat panik. Ia kemudian kembali bertanya, "Dimana dia sekarang?" A Luo menjadi lebih bingung, tapi ia kembali tenang dan berkata, "Dia ada di rumahnya. Aku akan membawanya ke Rumah Sakit." A Luo terdengar cukup ragu ketika ia akan mengatakan hal ini. Tapi keselamatan Xue Ying jauh lebih penting. Tidak ada waktu lagi untuk menelpon XuanXuan, jadi A Luo memutuskan untuk meminta bantuan Mo Qi Qi. "Baiklah, kirimkan aku alamat rumahnya. Aku akan segera kesana." Ujar Mo Qi Qi. "Tidak, kita sebaiknya bertemu di rumah sakit saja." Balas A Luo. Mo Qi Qi, "Baiklah." Salah satu kendala A Luo adalah kartu tanda pengenalnya yang masih belum resmi. Ia masih tidak memiliki kartu tanda pengenal resmi dan proses pengubahan kewarnageraannya yang semulanya Amerika masih belum rampung. Jadi ia akan sedikit kesulitan ketika ia mengurus administrasi di rumah sakit nanti. */ Selang beberapa menit, Mo Qi Qi sudah sampai terlebih dahulu di rumah sakit. Ia masih memakai pakaian rumah dan rambut panjangnya hanya diikat secara sembarangan. Mo Qi Qi menunggu di UGD selama beberapa menit sebelum akhirnya A Luo datang. "Nona Mo," A Luo segera turun dari mobil dan menyapa Mo Qi Qi. "Cepat panggil perawat!" Ujar Mo Qi Qi. Sementara A Luo masuk ke dalam UGD untuk memanggil perawat, Mo Qi Qi membuka pintu belakang mobil. Di kursi belakang, Xue Ying masih merintih kesakitan. "Presdir, Senior..Xue Ying! Sadarlah! Li Xue Ying." Mo Qi Qi menepuk-nepuk pipi Xue Ying dan membantu laki-laki itu bangun. Xue Ying sendiri merasakan penglihatannya kabur. Ia mendengar suara Mo Qi Qi memanggilnya, tapi ia tidak bisa melihat jelas wajah gadis itu. Beberapa suara lain seperti: 'Ge', 'Kami akan membawanya ke UGD', bercampur di telinga Xue Ying. Ia kemudian benar-benar pingsan saat di bawa ke UGD oleh para perawat. */ Setelah menjalani pemeriksaan, Xue Ying akhirnya dipindahkan ke ruang rawat. Ia masih belum siuman saat Mo Qi Qi dan A Luo mengobrol. "Nona Mo, terimakasih atas bantuanmu." A Luo segera mengulurkan tangannya, "Kau bisa memanggilku A Luo." "Kau terlihat masih sangat muda. Jangan memanggilku nona Mo, kau bisa memanggilku Qi Jiejie. Ah, apa kau adik presdir?" Tanya Mo Qi Qi. A Luo tidak langsung menjawab, ia terlebih dahulu menatap ke arah Xue Ying yang masih belum siuman. Ia kemudian berkata, "Xue Ying gege adalah penyelamatku sewaktu aku masih tinggal di Amerika. Ceritanya panjang, lain kali aku akan menceritakannya pada Qi Jiejie." Mo Qi Qi tersenyum, ia kemudian berkata, "Oh iya, apa kata dokter? Kenapa presdir bisa jatuh sakit seperti ini? Semalam aku bertemu dengannya dan dia masih baik-baik saja." Mo Qi Qi tidak mengetahui jika penyebab Xue Ying jatuh sakit adalah kacang merah. Laki-laki itu memiliki alargi berat pada kacang merah, tapi karena kebodohannya ia malah memakan habis roti kacang merah pemberian Mo Qi Qi. Dan ketika dokter sedang menyampaikan diagnosanya, hanya ada A Luo di sana karena Mo Qi Qi sedang sibuk mengurus administrasi, jadi wajar jika Mo Qi Qi bertanya. A Luo, "Ah, itu. Sebenarnya Xue Ying gege.." A Luo baru saja akan menjawab pertanyaan Mo Qi Qi itu, tapi seseorang sudah menerobos masuk ke dalam kamar tempat Xue Ying di rawat. Dan orang itu adalah Bai Xiuli. Ia terlihat begitu terburu-buru, tapi begitu melihat Mo Qi Qi disana, ekspresinya langsung berubah menjadi jelek. "Apa yang kau lakukan disini?" Ali-alih langsung melihat Xue Ying dan bertanya tentang keadaannya, Bai Xiuli malah memasang wajahnya yang sinis saat ia bertanya pada Mo Qi Qi. Dan Mo Qi Qi sepertinya juga terlalu malas untuk berdebat dengan Xiuli. Mo Qi Qi hanya melirik Xiuli sebelum akhirnya berkata, "A Luo kalau begitu aku akan kembali dulu." "En. Terimakasih Qi Jie. Aku akan segera menghubungimu saat Xue Ying gege sudah siuman." Kata A Luo. Mo Qi Qi mengangguk lalu kemudian pergi dari kamar rawat Xue Ying. Beberapa saat setelah Mo Qi Qi pergi, Xue Ying akhirnya siuman. Begitu sadar ia langsung duduk karena merasakan kepalanya pusing. "Ge, kau sudah bangun?" A Luo yang sedari tadi menjaga Xue Ying tampak sedikit lebih lega. "En." Xue Ying berkata, "Kau yang membawaku kesini?" A Luo tampak ragu-ragu, ia kemudian berkata, "En. Aku yang membawamu ge." "Sendirian?"Seolah tak percaya pada ucapan A Luo Xue Ying kembali bertanya, "Hmm?" "Aku sendirian, aku benar- benar sendirian. Memangnya gege pikir aku tidak kuat membawamu sendirian?" A Luo yang ingin sekali mengatakan kebenarannya terpaksa harus membuat kebohongan. Itu adalah permintaan bodoh Mo Qi Qi padanya. Jauh sebelum Bai Xiuli datang, Mo Qi Qi sudah terlebih dahulu menyuruh A Luo untuk tidak mengatakan pada Xue Ying bahwa dialah orang yang membantu Xue Ying. Di perjalanan pulang Mo Qi Qi sedang memikirkan apa yang sebenarnya ia lakukan sekarang. Ia kemudian melihat bayangannya di kaca mobilnya. Wajah cantiknya terlihat begitu penuh dengan penyesalan, "Kau bodoh Mo Qi Qi." Ia baru saja menyadari bagaimana penampilannya saat ini. Baju rumahan yang sangat kasual, ikat rambut kuda yang berantakan, dan yang paling parah adalah sandal rumah yang tidak sempat ia ganti. Jika saja ia masih menjadi model, ia pasti akan menjadi bahan cemoohan karena telah berpenampilan buruk sekali. "Kenapa tiba-tiba ia bisa jatuh sakit? Semalam ia baik-baik saja." Mo Qi Qi bergumam dan berbicara sendiri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN