Xue Ying yang sedang dalam perawatan harus tinggal di rumah sakit selama beberapa hari. Akibat dari memakan roti kacang merah itu benar-benar parah kali ini.
Walau tidak sampai membahayakan nyawanya, tapi laki-laki pekerja keras itu harus merasakan bermalam di rumah sakit tanpa bisa melakukan apa-apa.
Pagi hari berikutnya, Xue Ying yang sudah kelihatan bosan dengan hidupnya yang baru 2 hari berlalu di rumah sakit memilih untuk menyalakan televisi. Ia menekan remote dan sebuah berita muncul.
"Mantan super model kebanggaan China Mo Qi Qi kedapatan tengah berada diseybuah rumah sakit. Fashion yang tidak biasa dari Mo Qi Qi itulah yang menggemparkan publik. Di video dan foto-foto yang beredar, terlihat Mo Qi Qi hanya mamakai pakaian sederhana dengan rambut panjangnya yang diikat ekor kuda. Selain itu, sandal rumah yang ia pakai juga menjadi sorot utama dalam foto-fotonya itu." Pembawa acara berita selebriti tengah berbicara di layar TV.
Xue Ying, "Dia ada disini kemarin?"
"Ge, aku membawakanmu cake manis untukmu. Makanan rumah sakit pasti membuat lidahmu pahit." A Luo yang bersemangat tiba-tiba masuk dan memamerkan box kue berwarna putih.
Saat pemuda bertato itu masih sibuk membuka cake lemon yang baru saja dibelinya itu, Xue Ying tiba-tiba berkata, "A Luo, kemari."
"Ada apa?" A Luo yang penasaran berjalan mendekat dan berdiri di tepi ranjang Xue Ying.
Xue Ying memberikan ponselnya, ia kemudian berkata, "Mo Qi Qi menelpon kemarin?"
A Luo, "….."
"Lihat berita yang ada di TV sekarang. Apa yang dia lakukan kemarin di sini?" Xue Ying menaikkan salah satu alisnya, ia kemudian berkata, "Kuncir ekor kuda? Baju rumahan? Dan sandal rumah? Apa aku akan percaya kalau Mo Qi Qi datang ke rumah sakit karena ia ingin menjenguk keluarganya?"
A Luo akhirnya tidak bisa menahan ekspresinya. Ia tertawa canggung, "Ahehehhe, ge itu…"
"Katakan." Xue Ying acuh tak acuh.
A Luo, "Qi Jie…"
"Qi Jie?!!" Xue Ying yang biasanya tenang kini nampak bereaksi berlebihan. Ia berpikir jika hubungan Mo Qi Qi dan A Luo tidak sedekat itu sampai A Luo bisa memanggil Mo Qi Qi dengan sebutan Jiejie (Kakak).
"En, apa ada yang salah ge?" A Luo memotong cake lemon dan dengan santai berkata, "Qi Qi Jiejie benar-benar wanita yang baik."
"Katakan, kenapa dia ada di sini kemarin? Apa dia yang membantumu?" Sudah seperti penyelidikan kasus pembunuhan, Xue Ying dengan tegas menginterogasi A luo.
Tapi A Luo bahkan belum menjawab pertanyaannya itu dan Xue Ying sudah kembali bertanya dengan mata terbelalak, "Apa dia tahu aku alergi kacang merah?"
"Ah benar," A Luo menepuk jidatnya, "Kemarin Qi Jiejie bertanya tentang penyakitmu, tapi karena Xiuli Jiejie terlebih dahulu sampai aku jadi tidak sempat memberitahunya."
Xue Ying masih kurang yakin, jadi ia kembali bertanya, "Jadi..apakah dia tahu kalau aku alergi kacang merah?"
A Luo menggeleng-gelengkan kepalanya dan dengan santai berkata, "Tentu saja tidak. Aku akan mengabarinya sekarang ge."
"Tidak!" Xue Ying tiba-tiba berkata, "Jangan katakan apapun padanya. Biarkan saja."
A Luo, ".…"
A Luo akhirnya menceritakan pada Xue Ying kronologi saat ia membawa Xue Ying ke rumah sakit, saat Mo Qi Qi dengan sepenuh hati membantunya, dan saat Mo Qi Qi nenyuruhnya untuk tidak memberitahu Xue Ying jika ia sudah membantunya.
Mendengar semua cerita mengesankan itu, Xue Ying tidak bisa tidak tersenyum. Ia melahap cake lemon manis yang biasanya ia tidak sukai itu dengan penuh senyuman.
A Luo yang melihat reaksi Xue Ying tidak bisa tidak bertanya, "Ge, aku rasa ada sesuatu di antara kalian. Apa kalian..."
"Kami apa? Tidak ada apa-apa. Kau diam saja dan jangan ikut campur." Xue Ying berkata acuh tak acuh.
*/
Saat hari berubah menjadi malam, Xue Ying yang telah menerima beberapa kunjungan dari kolega dan teman-temannya tiba-tiba merasakan rasa bosan yang mendalam. Ia memandang hamparan lampu yang menerangi kota Shanghai lewat dinding kaca rumah sakit.
Xue Ying tiba-tiba tersenyum saat ide konyol muncul di kepalanya. Ia kemudian dengan penuh semangat meraih ponselnya dan terlihat menekan sesuatu. Selang beberapa saat ia berbicara, "Halo, Qi Qi ini aku Xue Ying…"
Dan tentu saja orang yang sedang ditelpon oleh Xue Ying adalah Mo Qi Qi.
"Aku memeriksa riwayat panggilan di ponselku dan menemukan namamu. Kemarin kau menelponku, apa ada sesuatu yang ingin kau bicarakan?" Tanya Xue Ying.
Tidak ada jawaban dari Mo Qi Qi selama beberapa saat. Sampai kemudian Xue Ying berkata, "Qi Qi, kau masih di sana?"
"Ah." Suara Mo Qi Qi terdengar kaget, ia kemudian berkata, "Aku ingin mengatakan perihal model yang akan kami pakai nanti. Hanya itu."
"Apa ada hal lain?" Tanya Xue Ying.
"Tidak ada presdir, hanya itu yang ingin aku sampaikan." Suara Mo Qi Qi terdengar sangat meyakinkan.
Xue Ying tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Selang beberapa saat ia mendengar suara Mo Qi Qi dari ponselnya, "Halo, presdir..kau masih mendengarku?"
"Ehm, aku mendengarmu." Xue Ying berkata, "Kalau begitu sampai ketemu di kantor besok."
"Baiklah." Jawab Mo Qi Qi.
Xue Ying, "Qi Qi…"
"Halo Mo Qi Qi?.." Xue Ying melihat layar ponselnya dan ia baru menyadari bahwa Mo Qi Qi telah mematikan telponnya. Xue Ying tersenyum tipis dan berkata, "Aku baru saja akan mengucapkan selamat malam padamu."
*/
Di pagi hari berikutnya, Xue Ying akhirnya sudah boleh pulang. Tapi tentu saja laki-laki pekerja keras itu tidak langsung pulang. Ia menyuruh A Luo untuk membawakan setelan jasnya ke rumah sakit karena ia berniat untuk langsung pergi ke perusahaannya.
"Ge, kemeja dan sweater turtle neck seperti yang kau suruhkan." A Luo datang dengan membawa paper bag berisi baju ganti Xue Ying.
"Aku akan berganti pakaian dulu. Kau bisa menungguku di bawah." Ujar Xue Ying.
Setelah berganti pakaian, Xue Ying dan A Luo akhirnya berangkat ke kantor. A Luo yang hari ini memiliki jadwal kuliah harus terlebih dahulu keluar dari mobil dan membiarkan Xue Ying membawa mobilnya sendiri ke perusahaan. Setelah mengucapkan selamat tinggal, kedua laki-laki itu pun berpisah.
Begitu sampai di perusahaannya, Xue Ying langsung disambut oleh Bai Xiuli yang menyebalkan. Ekspresi wajah Xue Ying yang semula cukup baik, kini telah berubah menjadi ekspresi jelek ketika Xiuli menceramahinya dengan banyak hal.
"Kenapa kau makan kacang merah? Apa kau bodoh? Kau kan alergi!" Bahkan hingga sampai di ruangannya pun Bai Xiuli masih belum mau menghentikan kekonyolannya itu.
Xue Ying yang baru saja keluar dari rumah sakit tiba-tiba merasakan sakit kepala menyerang kepalanya. Ia benar-benar tidak tahan dengan segala omelan dari Xiuli. Jika bukan karena kontrak kerja dan kompetensi yang dimiliki mantan kekasihnya itu, ia pasti sudah mendepak Bai Xiuli dari Flower Road.
Dan di balik semua percapakan Xiuli dan Xue Ying tentang kacang merah itu, Mo Qi Qi yang berada di luar pintu kantor Xue Ying juga secara tidak sengaja mendengar percakapan mereka. Ia berhenti sejenak dan tidak terburu-buru masuk. Dan saat suara langkah kaki Bai Xiuli terdengar sangat dekat, Mo Qi Qi buru-buru menyingkir untuk kemudian bersembunyi di balik dinding.
Barulah ketika Xiuli sudah benar-benar pergi, Mo Qi Qi akhirnya mengetuk pintu ruangan Xue Ying.
"Masuk." Suara Xue Ying terdengar dari dalam ruangannya.
Mo Qi Qi masuk dan melihat Xue Ying tengah berdiri sembari menyiram tanamannya. Xue Ying kemudian menoleh ke arah Mo Qi Qi dan berkata, "Duduklah."
Mo Qi Qi duduk dengan elegan sembari menunggu Xue Ying menyelesaikan pekerjaannya. Tapi Xue Ying sepertinya ingin Mo Qi Qi langsung mengatakan maksud dan tujuannya, "Katakan saja apa yang ingin Qi Qi katakan padaku. Aku bisa mendengarnya dari sini."
Di dalam hatinya Mo Qi Qi mencibir, "Apa dia salah minum obat? Perkataan macam apa itu? Katakan saja apa yang ingin Qi Qi katakan padaku?!! Alih-alih menggunakan kata 'Kau' dia malah menggunakan namaku."
"Qi Qi.." Melihat lawan bicaranya tak kunjung berbicara, Xue Ying kembali berkata, "Kau kenapa?"
"Ah tidak, tidak. Aku hanya kurang fokus." Mo Qi Qi kemudian langsung menceritakan perihal model baru yang akan ia gunakan dalam pemotretan. Setelah menjelaskan panjang kali lebar, Mo Qi Qi berkata, "Hanya itu saja. Jika presdir keberatan maka aku akan…"
"Tidak perlu. Mari kira gunakan model baru itu. Aku percaya padamu." Xue Ying yang telah menyelesaikan menyiram tanamannya kemudian berjalan mendekat ke arah Mo Qi Qi dan duduk di sofa.
Mo Qi Qi, "Kalau begitu terimakasih presdir."
Xue Ying, "Aku seharusnya yang berterimakasih padamu Qi Qi."
Mo Qi Qi sedikit keheranan, tapi ia langsung tanggap dengan maksud ucapam Xue Ying itu. Jika bukan karena media yang menjadikannya pemberitaan kemarin, mustahil bagi Xue Ying untuk mengetahuinya. Selain itu, salah satu kemungkinan yang menjadi penyebab Xue Ying mengetahui hal ini adalah A Luo.
Dan juga, Mo Qi Qi juga tidak akan mengira Xue Ying akan membawa urusan kemarin. Mo Qi Qi menutup matanya dan membukanya kembali setelah beberapa saat, ia kemudian berkata, "Bukan masalah Presdir."
Melihat Xue Ying tersenyum, Mo Qi Qi tampak sedikit kesal. Karena penasaran akan sesuatu, Mo Qi Qi juga berniat untuk tidak melepaskan Xue Ying. Jadi ia dengan percaya diri berkata, "Aku dengar Presdir alergi kacang merah. Tapi kenapa presdir datang ke toko roti kacang merah kemarin?"