Broken (Bag.2)

1003 Kata
Kata-kata Bao Ni yang panjang kali lebar itu kembali mengingatkan Mo Qi Qi akan tekadnya. Ia tidak mau menjadi bahan ejekan lagi, ia harus bisa berubah. Perempuan dengan otak seksi dan juga penampilan menarik adalah targetnya. Ia telah berhasil meraih berbagai penghargaan dalam dunia intelektual, kini saatnya ia menghargai dirinya sendiri. Mo Qi Qi mulai menguyah apelnya, ia berkata dengan tekad membara, “Aku, Mo Qi Qi, mulai hari ini aku akan berubah menjadi perempuan yang tidak hanya cantik di luar, tapi juga cantik di dalam. Tidak hanya cantik parasanya tapi juga pintar. JiaYou!” Dua hari telah berlalu sejak Mo Qi Qi menjalani diet ketatnya. Tubuhnya yang biasa sangat enerjik telah berubah menjadi belut lemah yang nyaris mati. Ia bahkan tidak sanggup untuk bangun dari ranjangnya, dan sebagai akibatnya berat badan Mo Qi Qi turun sampai 3 kilogram dalam 3 hari saja. “Bao Ni, bisa tidak kita makan nasi hari ini? Aku bahkan sudah lupa bagaimana rasanya nasi?” Mo Qi Qi bahkan sudah lupa kapan ia terakhir kali memakan nasi. Ia juga sudah dua hari tidak memakan camilan kesukaannya, tahu busuk kios seberang, dan juga hotpot lezat yang dijual di kantin kampus. “Eits..ini kan baru tiga hari dan kau sudah mau menyerah? Terserah kau saja..” Lu Bao Ni mulai memprovokasi Mo Qi Qi, “Ini baru hari ke tiga dan berat badanmu sudah turun drastis. Ehm..bagaimana kalau aku meringkankan bebanmu?” “Katakan, apa yang harus aku lakukan?” Melihat adanya secercah harapan yang diberikan oleh Bao Ni, Qi Qi menjadi sangat bersemangat. Bao Ni tersenyum dan berkata, “Kau boleh makan nasi saat sarapan…” Bao Ni kemudian mengambil mangkuk kecil, “Hanya seukuran ini dan tidak lebih. Dan juga..lauk yang kau makan haruslah rebusan, tidak ada yang digoreng. Kau juga harus berolah raga setiap 4 kali seminggu.” “En. Aku mengerti.” Mo Qi Qi mengangguk dengan antusias. Hari demi hari berlalu dan Mo Qi Qi masih tidak menyerah untuk berubah menjadi cantik. Mo Qi Qi akhirnya mulai terbiasa sarapan dengan apel dan tidak makan malam. Setiap hari ia berolahraga bersama Bao Ni, tidak jarang Mei Zuo juga datang dan ikut bergabung bersama mereka. Walau di tengah kesibukannya itu, Mo Qi Qi masihlah Mo Qi Qi yang cerdas dan rajin, ia tidak pernah sekalipun melalaikan tugas kuliahnya atau bahkan sampai bolos kelas. Hari-hari Mo Qi Qi di kampus berubah drastis, Mo Qi Qi yang biasanya selalu ingin melihat Xue Ying sekarang sudah tidak lagi menunggu kemunculan pemuda itu. Bahkan Xue Ying juga jarang datang ke pertemuan kelompok karena kesibukannya. Walau demikian, karena sudah terbiasa dengan keberadaan dan senyuman hangatnya Mo Qi Qi merasa agak sedikit aneh ketika tidak melihatnya di kampus. Ada kekosongan di hati gadis itu, tapi ia tau ia tidak akan pernah bisa membiarkan kekosongan itu terisi. Ia harus mampu bangkit dari keterpurukannya. Saat jam istirahat mata kuliah telah tiba, Mo Qi Qi yang biasanya akan langsung menyerbu kantin bersama Mei Zuo kini tampak acuh tak acuh. Mei Zuo sudah berhari-hari tidak pergi kantin karena ia tidak ingin makan sendirian. Mei Zuo menarik lengan Mo Qi Qi yang kurus, “Eh Qi Qi, hari ini kita makan siang di kantin yah? Aku benar-benar merindukan daging babi asam manis buatan bibi Zhuo. Aku akan membayar semua tagihannya dan kau bebas memilih makanan yang kau suka.” “Aku sedang diet, kau pergi saja sendiri.” Mo Qi Qi dengan malas berkata, “Xiao Zuo berhenti bergelantungan di lenganku seperti seekor monyet.” “Eh, kau bahkan sudah sangat kurus, dan juga kau jangan mengikuti Bao Ni. Dia kan aneh.” Seperti sedang di awasi oleh Lu Bao Ni, Mei Zuo berbisik pada Qi Qi, “Lenganmu bahkan sudah akan patah karena kurus. Berhenti mengikuti Bao Ni, dan ikut makan bersamaku.” “Kau bilang aku aneh? Kau lebih aneh Mei Zuo!!” Entah muncul dari mana, tapi kini Bao Ni sudah berada di belakang keduanya. Tangan Bao Ni yang memegang buku besar sudah siap untuk memukul Mei Zuo. “Kau bilang pacarmu ini aneh? Awas kau yah!!” Mei Zuo bersembunyi dibalik tubuh kurus Mo Qi Qi. “Kau hanya pacar bohonganku.” kata Bao Ni sambil meledek Mei Zuo yang terus memprovokasinya. Kejahilan Bao Ni dan Mei Zuo selalu berhasil membuat Mo Qi Qi tertawa, dan itu sudah lebih dari cukup untuk membuat Mo Qi Qi yang patah hati bahagia. Qi Qi berharap hubungan bersahabatan mereka itu akan abadi selamanya. Sudah dua kali Xue Ying tidak pernah datang ke pertemuan kelompok. Walau Mo Qi Qi sudah berusaha untuk bersikap tidak peduli pada pemuda itu, tetap saja hatinya tidak bisa tidak penasaran. “Kenapa dia diam saja dari tadi? Apa ada masalah?” Bao Ni seharian ini tidak bersama dengan Mo Qi Qi, jadi ia memutuskan untuk bertanya Mei Zuo yang sudah menemani Mo Qi Qi selama satu hari ini. Mei Zuo berbisik pada Bao Ni, “Hari ini adalah kali kedua Xue Ying tidak datang ke pertemuan kelompok kami. Hanya ada Mo Wei Yu dan senior baru yang menemaninya. Mungkin karena itu.” “Sayang sekali.” Bao Ni menggeleng-gelengkan kepalanya. Mei Zuo sama sekali tidak mengerti, “Apanya yang sayang?” Bao Ni berbisik, “Qi Qi sudah semakin cantik, tapi raja iblis itu malah menghilang. Hmmph.” “Kau benar.” Mei Zuo mengangguk setuju. Keesokan harinya, Mo Qi Qi yang tidak sengaja lewat di depan gerombolan para gadis mendengar rumor tentang Xue Ying. Qi Qi mendengar jika Xue Ying telah pergi ke Amerika untuk melanjutkan studinya. Bagaimana mungkin? Itu mungkin saja, sudah dua minggu berlalu dan pemuda tampan itu tidak pernah terlihat lagi. Apa yang dirasakan oleh Mo Qi Qi? Apakah dia menyesal? Apakah dia marah? Tidak ada yang tahu? Gadis itu seketika menjadi pendiam dan tidak bersemangat. Hari-harinya kelam, dan Mo Qi Qi yang ceria tidak pernah terlihat selama dua minggu. Semakin lama memikirkan hal itu maka Mo Qi Qi merasa dirinya memang bodoh. Tidak seharusnya dia terpuruk. Siapa Xue Ying? Dia bukan siapa-siapa! Mo Qi Qi harus bangkit!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN