You Are Still Mo Qi Qi

1698 Kata
Mendengar suara Mo Qi Qi yang tiba-tiba itu, Xue Ying juga ikut tersentak. Ia diam-diam menarik tangannya dari wajah Mo Qi Qi ketika di waktu yang bersamaan bola matanya juga ikut membalalak. Xue Ying mengantisipasi, ia masih diam dan hanya mengeluarkan suara lewat hatinya, “Apa dia bangun?” Selang beberapa detik, Mo Qi Qi masih tidak bangun juga. Matanya masih terpejam ketika ia bergumam, “Kenapa kau kembali lagi? Aku akan membalasmu suatu saat nanti.” Xue Ying, “….” Gadis itu ternyata hanya bermimpi, ia mengingau dan mengatakan hal-hal aneh. Xue Ying yang sudah menahan napasnya akhirnya bisa bernapas lega. Ia benar- benar sudah mempersiapkan alasan jika saja gadis yang masih tertidur itu bertanya padanya ‘apa yang sudah kau lakukan?’. Selain itu ia tidak akan bisa menghindari rasa canggung yang akan membelit keduanya jika Mo Qi Qi benar-benar bangun saat itu. Tidak mau membuat situasi menjadi lebih buruk, Xue Ying dengan berhati-hati akhirnya bangkit dari kursinya dan pindah ke tempat yang lebih jauh. Ia kemudian hanya mondar-mandir seperti orang bodoh sembari sesekali mengamati gadis yang tengah tertidur itu. Melihat angin yang bertiup menjadi sedikit lebih kencang, Xue Ying melepaskan setelan jasnya dan menggantungnya di pundak Mo Qi Qi yang masih tertidur. 1 jam berlalu dan Mo Qi Qi masih tertidur, Xue Ying masih menunggu gadis itu bangun sendiri dan sama sekali tidak berniat untuk membangunkannya. Lingkar hitam di bawah matanya itu sudah cukup menjelaskan kenapa gadis itu sangat nyanyak dalam tidurnya. Hingga beberapa menit kemudian, Mo Qi Qi akhirnya bangun. Ia adalah orang yang paling terkejut sementara Xue Ying terlihat sangat santai. Mo Qi Qi membelalak, “Presdir, maafkan aku..aku, aku benar-benar minta maaf.” Xue Ying yang tadinya hanya mondar mandir seperti orang bodoh kini telah duduk dengan penuh keanggunan. Tangannya yang ramping tengah memegang gunting, suara ranting hijau yang terpotong sangat lembut, laki-laki itu tengah merangkai bunga ketika ia di waktu bersamaan menjawab dengan lembut, “Tidak apa-apa, kau pasti lelah. Jangan terlalu memaksakan dirimu.” Mo Qi Qi melihat jas yang tergantung di pundaknya itu, ia kemudian berkata, “Jasmu…ini.” Mo Qi Qi baru saja akan mengembalikan jas Xue Ying itu, tapi Xue Ying menatapnya dengan senyuman dan tidak mengatakan apa-apa, ia juga tidak mengambil jasnya itu kembali. Dan Mo Qi Qi yang sangat cerdas serta mempunyai kepekaan tingkat dewa sudah memiliki pikiran lain. Secepat kilat tangannya kembali menarik jas itu dan berkata, “Aku akan mencucinya terlebih dahulu lalu mengembalikannya padamu.” Xue Ying menatap Mo Qi Qi, ia masih tersenyum ketika berkata, “Kau tidak perlu melakukannya…” Mo Qi Qi sama sekali tidak membiarkan Xue Ying menyelesaikan ucapannya, ia segera berkata dengan semangat, “Benarkah?” Tapi Xue Ying tampaknya jauh lebih pintar. Xue Ying terkekeh dan berkata, “Jika nona Mo memaksa, maka aku tidak akan menghalangimu. Kau bisa mengembalikannya di lain waktu, selain itu udara di luar masih cukup dingin. Gunakan saja.” Mo Qi Qi kehabisan kata-kata, “….” “Dasar iblis bunga! Dia mempermainkanku. Jika saja kau tidak tampan dan sedang tidak berada di perusahaanmu dan aku bukanlah seorang Mo Qi Qi yang baik hati, aku pasti sudah mememukulimu sampai mati.” Mo Qi Qi diam-diam melanturkan kutukan di hatinya. “Ah, aku mempunyai sesuatu untuk kau lihat.” Xue Ying mengambil kameranya dan berniat menunjukkan foto-foto bunga musim semi yang akan ia jadikan fokus dalam pemotretan nanti. Mo Qi Qi sudah menunggu untuk melihat foto-foto itu, tapi tiba-tiba saja Xue Ying berkata, “Kameraku sepertinya Low Battery, aku harus mengisi dayanya dulu.” Xue Ying yang biasanya sangat pandai berkata-kata kini terdengar begitu gugup, “Aku akan mengirimkannya padamu melalui WeChat.” Mo Qi Qi, “….” Mo Qi Qi adalah orang yang sangat peka, ia tahu betul jika Xue Ying tengah berbohong padanya, tapi ia tidak mau mengatakan hal itu karena tau Xue Ying akan malu. Sebaliknya, gadis itu hanya tersenyum dan diam-diam kembali berkata di dalam hatinya, “Hmmph, kau kira aku tidak tahu? Laki-laki sepertimu memang benar-benar rubah sejati. Kau pasti menyimpan foto-foto tidak senonoh kan? Dasar iblis bunga.” Xue Ying kembali melanjutkan, “Aku membutuhkan nomer ponselmu agar aku bisa menghubungimu. Akan sangat merepotkan jika sekretarisku harus terus-terusan menghubungi Lu Bao Ni.” Dulu ketika masih berada di perguruan tinggi, Mo Qi Qi yang baru saja mendapatlan nomer ponsel Xue Ying benar-benar merasakan kebahagiaan. Tapi saat ini, ia bahkan merasa mual ketika cinta pertamanya itu meminta nomer ponselnya. “Ini.” Mo Qi Qi memberikan bar-code WeChatnya pada Xue Ying, dan Xue Ying langsung memindai bar-code itu. Setelah selesai, Mo Qi Qi langsung menambahkan Xue Ying ke dalam daftar teman WeChat nya. Ia diam-diam melihat profil WeChat Xue Ying dan tanpa sadar bergumam, “Nomer ponselnya masih sama.” “Hah?” Xue Ying tidak fokus pada apa yang dikatakan oleh Mo Qi Qi itu, jadi ia bertanya, “Apa kau mengatakan sesuatu tadi?” Mo Qi Qi hampir saja menelanjangi dirinya sendiri di depan Xue Ying. Ia segera tertawa dengan canggung dan berkata, “Tidak, tidak, aku hanya mengatakan sesuatu yang tidak penting.” Xue Ying mengangguk dan tidak mempermasalahkan hal ini lagi. Dan perihal nomer ponsel yang hampir membuat Mo Qi Qi itu malu, itu adalah sebuah rahasia Mo Qi Qi yang bahkan Lu Bao Ni tidak mengetahuinya. Mo Qi Qi langsung mengenali nomer ponsel Xue Ying dan tahu jika nomer ponsel cinta pertamanya itu tidak berubah karena di masa lalu ia telah mengingat setiap digit dari nomer ponsel Xue Ying. Ketika Xue Ying telah pergi ke Amerika, Mo Qi Qi diam-diam memiliki niat untuk menghubungi pemuda itu, tapi nyatanya hal itu selalu tidak ia lakukan. Sampai akhirnya ia hanya bisa menatap nomer ponsel itu hingga ia menghapalnya. “Ah, sejujurnya aku sangat menyukai konsep yang sudah kau jelaskan tadi.” Xue Ying tersenyum dan bersungguh-sungguh berkata, “Sejujurnya aku sudah bisa menebaknya.” “Menabak apa?” Tanya Mo Qi Qi sembari merapikan semua dokumennya dan bergegas berdiri. “Kau pasti bisa melakukannya. Kau adalah Mo Qi Qi, sejauh apapun penampilanmu berubah, kau masihlah Mo Qi Qi yang hebat.” Ada ketulusan di mata Xue Ying ketika ia mengatakan hal ini. Dan Mo Qi Qi yang mendengar kalimat itu seolah-olah telah tersihir, ia tiba-tiba membatu dan menatap Xue Ying. Hanya saja ketulusan Xue Ying itu tidak bisa menembus ke dalam hati Mo Qi Qi. Dan sebagai gantinya, Mo Qi Qi nyaris memuntahkan darah ketika ia kembali mengingat betapa liciknya pria tampan yang kini menatapnya itu. “Baiklah presdir, terimakasih atas waktunya. Untuk kedepannya aku harap proyek ini akan berhasil. Aku benar-benar akan berusaha.” Balas Mo Qi Qi. Setelah menyelesaikan kalimatnya itu Mo Qi Qi mentap Xue Ying yang juga tengah menatap ke arahnya. Sejak 7 tahun berlalu, baru kali inilah Mo Qi Qi dengan berani menatap Xue Ying begitu lama. Ia dulunya tidak memiliki kualifikasi bahkan hanya untuk menatap seorang pangeran kampus. Tapi sekarang semuanya sudah berbeda, ia bahkan memiliki lebih dari kualifikasi yang diharapkan. “Kalau begitu aku mohon undur diri presdir.” Mo Qi Qi tersenyum dan berbalik untuk keluar meninggalkan rumah kaca. Xue Ying yang masih berdiri di dalam rumah kaca tidak mengatakan apa-apa, ia berdiri dan terus diam hingga beberapa saat. Kemudian, secara tiba-tiba Xue Ying berlari dan ikut keluar dari rumah kaca. Pintu Lift baru saja akan tertutup, tapi beruntung Xue Ying lebih cepat. Ia tampak terengah-engah ketika berusaha mengejar lift itu. Dan Mo Qi Qi yang berada di dalam lift tampak heran, “…..” Xue Ying segera memperbaiki ekspresinya, ia berdehem dan masuk ke dalam lift dengan langkah anggun. Mo Qi Qi, “….” Keduanya tidak berbicara selama beberapa saat sampai pintu lift benar-benar terbuka. Mo Qi Qi yang menyadari sesuatu tampak bingung dengan laki-laki yang berdiri di sampingnya itu. Ia kemudian berkata, “Presdir, anda belum menekan tombol. Anda akan ke lantai berapa?” Xue Ying yang cerdas benar-benar telah kehilangan otaknya, ia benar-benar lupa untuk menekan tombol. Ia akhirnya berkata, “Lantai 1. Aku akan ke lantai 1.” Mo Qi Qi mengangguk dan kemudian tidak mengatakan apa-apa lagi. Keduanya tidak berbicara sampai akhirnya lift berhenti di lantai 1. “Presdir aku duluan.” Mo Qi Qi bergegas keluar dari lift dan berjalan keluar dari gedung. Saat gadis itu sudah pergi, Xue Ying yang juga sudah keluar dari lift terlihat sangat frustasi. Ia mengehela napas dan diam-diam bergumam, “Xue Ying, sebenarnya apa yang sedang kau lakukan?” “Ge, apa yang sedang kau lakukan disini?” Suara ceria dari seorang gadis tiba-tiba datang. Gadis kurus tapi ceria itu menepuk pundak Xue Ying secara membabi buta. Mendengar hal ini, Xue Ying tampak cemberut ketika ia secara acuh tak acuh berkata, “Ini perusahaan, jangan memanggilku dengan sebutan ge.” Xue Ying melanjutkan, “Atau aku akan memecatmu dan tidak akan membiarkanmu magang lagi disini.” “Aiya, jangan begitu. Baiklah, baiklah aku tidak akan mengulanginya lagi.” Secara mengejutkan itu adalah XuanXuan, gadis ceria yang tidak lain adalah penggemar berat Mo Qi Qi. XuanXuan adalah adik sepupu Xue Ying dari pihak ibu. Ia adalah mahasiswa semester akhir jurusan bisnis yang harus mencari pengalaman magang. Dan karena kakak sepupunya adalah seorang CEO, gadis itu tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. “Presdir, apa kau tidak lapar? Sekali-kali kau harus mentraktirku. Aku dengar ada sebuah café yang menjual cake, makan siang nanti, pergilah denganku yah?” Mata XuanXuan terlihat sangat berbinar-binar. “Bukankah kau bekerja? Di mana semua uangmu itu?” Xue Ying mendengus dan bergegas keluar dari gedung. XuanXuan segera mengikuti kakak sepupunya itu, karena sudah istirahat makan siang, ia bebas pergi kemanapun ia pergi. XuanXuan masih menolak menyerah ketika ia berkata pada Xue Ying, “Ge, aku benar-benar miskin. Aku harus membeli peralatan make up, sepatu baru, dan…” Xue Ying, “….” XuanXuan melanjutkan, “Aku benar-benar ingin terlihat cantik seperti Qi Jie…” Mata Xue Ying tiba-tiba membalalak, ia seperti telah mendapatkan ide yang luar biasa. Ia kemudian melirik ke adik sepupunya itu dan berkata, “Asal kau mau menjawab semua pertanyaanku, aku akan membelikanmu cake itu.” XuanXuan menyadari adanya kelicikan, tapi ia sama sekali tidak keberatan, “Baiklah, aku akan menjawab apapun itu.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN