Erik hanya mencium saja, tidak berani lebih dari itu, karena Ica sedang sakit. Erik tahu dirinya harus bersabar. Demi kebaikan mereka semua. "Sebaiknya kamu tidur lagi." Erik meminta Ica kembali berbaring. "Tuan tidak kekantor?" Tanya Ica. "Tidak. Aku kerja di rumah saja, sekalian menemani kamu." Erik menunjuk laptop di atas meja. "Maaf, saya jadi merepotkan Tuan." Ica merasa tidak enak hati jadinya. "Mana ada istri memanggil suaminya Tuan." Erik sepertinya baru menyadari, kalau Ica memanggilnya tuan. "Ehem." "Panggil Abang!" Erik ingin dipanggil Abang. "Iya." "Coba!" Erik ingin mendengar Ica memanggilnya Abang. "Abang!" "Istri pintar. Ayo berbaring lagi." "Iya." Ica kembali berbaring. Erik menyelimuti tubuh Ica. Erik berharap Ica cepat sembuh, agar mereka bisa ikut p
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari