… Di dalam perjalanan., Sembari menyetir, sesekali dia melirik ke arah kiri. Melihat putri mereka tertidur pulas di pangkuan wanita berambut emas itu. Senyuman tipis tidak padam dari wajahnya sejak tadi. Walau setiap kali dia mengajaknya berkomunikasi, Aishe masih terus mendiamkannya. Berbeda dengan Aishe. Dia terus menimang putri mereka, Cherry. Pandangannya terus terarah keluar. Karena dia sendiri tidak mau bertatapan lama dengan Enardo. Kain batik panjang masih menutupi bagian pahanya yang mungkin terbuka. Juga sisa kain menyelimuti tubuh Cherry. Enardo meliriknya lagi. “Tadi kita belum sempat sarapan pagi …” “Mau sarapan di restauran saja ? Kita singgah sebentar ?” Tanya Enardo meliriknya. Aishe menghela p