POV Marni Beberapa waktu yang lalu. Jika ada yang bertanya, apakah perubahan bisa terjadi sendiri? Tidak. Selain paksaan mertuaku dan Mas Anto, ada sosok lain yang ikut berperan. Sosok yang baru kutemui sekali dan bersikap seperti sudah lama saling mengenal. Kami bertemu di salon, sama-sama duduk di ruang tunggu. Dia melemparkan senyum padaku dan kubalas dengan canggung. "Bukankah kamu Marni?" tanya dia lebih dulu, orangnya cantik dan sangat anggun, penampilannya layak diacungi jempol. Baju yang dikenakannya indah dan tentu saja barang mahal. "Iya, maaf, Mbak siapa?" tanyaku padanya. Aku agak sungkan pada orang asing, sebisa mungkin menjaga jarak, akan tetapi melihat gelagatnya, dia tak berbahaya. "Kau mungkin tak mengenalku, tapi aku mengenalmu, aku salah satu kenalan lama suamimu,