Muliya masih diam, diam lama, sedang merenung. Dirinya udah nikah? Masih bisa diterima. Udah punya buntut? M-masih agak bisa diterima. Tapi saat tau kalau suaminya Adimas?? WTF KAKAK IPARNYA WOY! Jangan ngadi-ngadi deh! "L-lia." "Bentar!" Muliya mengangkat tangan, menekan pelipis memaksa agar ingatannya sedikiiiit saja kembali, tapi hasilnya nihil. Malah puyeng yang ia terima. Adimas terlihat terpuruk duduk di pojok ruangan sambil menunduk menangkup wajah sengsaranya. "Mamah!" Celetuk Farel nyaring. Muliya tidak menoleh, tidak merasa yang dipanggil dirinya. "Mamah-mamah-mamah Farel panggil kok gak nyaut sih?!!" Dengus bocah imut itu mengoyak selimut Muliya jengkel. Muliya jadi tersentak, mengerjap kebingungan. "Kamu biasanya manggilnya Tante." "Farel panggil Mamah kok!" "Trus