Part 46: Kritis

1863 Kata

Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba datang badai, mungkin itulah yang sedang dirasakan Adimas. Tubuhnya kaku, bahkan rasanya ia lupa cara bernafas. "Bapak tunggu disini!" Tahan suster berbaju putih sebelum menutup pintu UGD buru-buru. Brak! Seketika itu tubuh Adimas merosot jatuh, kedua pupil matanya bergetar, dengan wajah pucat pasi mirip jenasah. Apa yang sedang terjadi? Bagaimana bisa seperti ini? Padahal tadi pagi mereka masih bahagia? Pertanyaan-pertanyaan retoris itu muncul bak benang kusut, Adimas menyandarkan punggungnya pada tembok dengan kaki terlipat tegang. Kalau tidak ditahan pasti lelaki ini sudah menghancurkan semua barang di sekitarnya kalap. "L-llia ... k-kamu udah ja-nji loh sama Mas gak bakal .... n-ninggalin Mas." Gumam Adimas bergetar, perasaan takut menj

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN