Hari-hari berjalan tanpa terkira, seolah waktu begitu saja berlalu. Siang itu Muliya sedang membereskan rumah nya yang super super gede itu sendirian, karena pembantunya sedang ke pasar membeli bahan makanan. "Mamah Farel udah bantuin ngepel!!" Pekik sebuah suara cempreng sambil menarik-narik baju belakang Muliya. Muliya menoleh, menunduk menatap bocah mungil itu. Oh iya, sampe lupa dirinya kalo ada Farel yang lagi bantuin. "Udah selesai? Pinternyaaa." Bangga Muliya jadi terharu. Farel bertepuk tangan bahagia, menunjuk lantai yang sudah ia pel. Muliya tersenyum lebar, namun hanya sesaat. Karena senyumnya langsung hangus saat melihat keadaan lantai yang banjir tak karuan. Astagfirullah. Muliya cuma bisa istighfar banyak-banyak. "Emm, Farel mendingan main sama Dedek aja ya." Bujuk Muli