Part 34: Sensitif

2239 Kata

Adimas keluar dari kamar mandi, berjalan kearah istrinya dengan tangan mengusap rambutnya yang basah. Lelaki itu langsung memeluk erat Muliya dari belakang, membuat Muliya hampir terjengkang kaget. "Mas!" Adimas menggumam tak berdosa, menaruh dagu ke pundak Muliya, bola matanya fokus menekuri tulisan yang sedang dipegang istrinya. "Itu apa?" Tanyanya pelan. Muliya mengalihkan wajah, menunjuk kertas di tangannya. "Surat permohonan maaf buat Dosen aku." "Hm?!" Adimas tersentak. "Maaf buat apa?" Herannya. Muliya menipiskan bibir. "Dia itu udah rekomendasiin aku ke perusahaan Mas, trus tiba-tiba aku keluar. Jadi setidaknya aku buat surat permintaan maaf secara formal biar sopan." "Oh." Adimas hanya membulatkan bibir enteng. Muliya mencebik, memukul wajah suaminya dengan kertas di tang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN