Part 43: Tamu Tak Diundang

1962 Kata

Usapan samar sayup-sayup terasa di kepala Muliya, karena tak ada tenaga perempuan itu hanya bisa tertidur loyo di sandaran suaminya. Gimana nggak loyo kalau dirinya tadi pagi diobras habis-habisan sama Adimas. Padahal yang semalem aja masih terasa nyut-nyutannya. "Nina bobo~" "Aku bukan anak kecil!" Dengus Muliya di sela-sela kesadarannya. Adimas terkekeh, membenarkan selimut di tubuh Muliya dan membantu menurunkan kursi agar posisi tidur Muliya nyaman. "Tidur yang nyenyak," bisik Adimas membelai wajahnya lalu memberi kecupan singkat di pipi. Muliya hanya tersenyum simpul dengan mata yang sudah memberat. Dan tak lama pesawat mereka pun lepas landas. Beberapa jam tak terasa karena sepertinya Muliya benar-benar tertidur pulas. Jelas pulas lah karena semalaman dirinya tidak bisa tidur

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN