Begitu mereka hanya berdua di ruang tengah, Zalikha langsung duduk di samping Zakiyah dan menatap wajah menantunya yang tampak kelelahan. “Kamu capek, ya?” Zakiyah tersenyum tipis. “Capek, bingung, senang, takut ... semua campur jadi satu, Ma.” Zalikha menggenggam tangan Zakiyah. “Itu normal. Kamu bukan ibu gagal. Kamu cuma ibu baru.” Beberapa menit berlalu dengan percakapan hangat. Zalikha lalu menepuk-nepuk lututnya sendiri. “Ayo keluar sebentar. Lima belas menit aja. Kita jalan-jalan ke taman kompleks. Udara segar, ganti suasana.” Zakiyah ragu. “Tapi Lewis ....” “Ada dua babysitter. Nggak apa-apa. Justru kamu butuh keluar rumah supaya nggak makin sesak di kepala.” Setelah dibujuk, Zakiyah akhirnya menurut. Ia mengenakan cardigan tipis dan santai. Mereka berdua keluar lewat pint