Hari ini, Jayden baru saja selesai rapat panjang dan duduk sendirian di ruang kantornya yang luas, menatap layar dengan sisa energi yang mulai menipis. Kemeja biru gelapnya masih rapi, dasi dilonggarkan, dan jemarinya mengetuk-ngetuk meja—gelisah tanpa alasan jelas.
Sudah hampir empat puluh hari.
Zakiyah masih masa pemulihan nifas, dan Jayden … yah, dia manusia. Suami muda yang biasanya bisa melampiaskan cinta dan rindu secara fisik, kini harus menahan.
Ia menutup dokumen terakhir dan baru ingin berdiri ketika ketukan terdengar di pintu kaca.
“Masuk.”
Seorang wanita tinggi bergaun pencil masuk, dengan blouse satin krem sedikit terbuka di bagian d**a. Lipstik merah merona, rambut terurai rapi, dan senyum yang ... terlalu ramah.
“Mr. Takizaki?” Suaranya lembut dan penuh kalkulasi.
Jay
