Kekhawatiran Jayden.

1169 Kata

Setelah itu, ia duduk bersila di sisi sebelah. Tangannya menggenggam tangan Zakiyah erat. “Kalau kamu nggak bisa tidur, bangunin aku,” ucapnya pelan. “Aku bakal nemenin. Meskipun cuma buat denger kamu ngeluh pegel. Aku mau ada di sini.” Zakiyah menatap Jayden dalam-dalam. Wajah suaminya tampak lelah, tapi matanya tak pernah lepas dari dirinya. Ada cinta yang tak banyak bicara, tapi terasa sampai ke tulang. “Mas,” katanya pelan. “Kita beruntung, ya?” Jayden tersenyum lembut. “Beruntung banget. Karena aku nggak cuma dapet istri cantik, tapi juga ibu dari anakku … yang sabarnya kebangetan.” Zakiyah tertawa pelan, tapi suaranya tergetar. Matanya basah—bukan karena sedih, tapi karena rasa syukur yang membuncah. Dan malam itu … Di luar, angin malam berhembus pelan. Daun-daun bergesek sepe

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN