Jayden kesulitan untuk mengatakan apa pun. Lidahnya terasa kelu, pikirannya kalut. Ia merasa terjebak dalam situasi yang semakin sulit. Ia harus berpikir cepat, ia harus menemukan cara untuk keluar dari situasi ini. Namun, kata-kata yang keluar dari mulutnya justru bertolak belakang dengan apa yang ia rasakan. "Oh, astaga!” ujarnya, suaranya terdengar sedikit gemetar, namun ia berusaha agar tetap terdengar tenang. “Sepertinya mereka datang memang untuk memeriahkan acaraku. Saya sangat amat tersanjung.” Ia memaksakan senyum, sebuah senyum yang terlihat sangat dipaksakan. Kolega bisnisnya langsung tertawa renyah. “Iya, dan pasti fans Anda juga akan langsung kecewa jika Anda benar-benar resmi menikah.” Mereka berdua tertawa bersama, namun di balik tawa itu, Jayden merasakan kepanikan yang