Studio itu tampak seperti ruang pameran seni kontemporer—bersih, dingin, lampu putih terlalu terang—namun bagi Siera, tempat ini lebih mirip ruang lelang. Setiap tatapan yang menempel di tubuhnya bukan kagum pada kehamilan, melainkan kalkulasi: seberapa “laku” perut bulat itu difoto, direkam, dan dijual. Ia berdiri di tengah set, dibalut lingerie renda peach, slip satinnya dipapas sampai paha. Rambutnya digelung longgar; beberapa helai dibiarkan jatuh sengaja—“kesan ibu hamil natural,” kata penata gaya. Di sekelilingnya, fotografer dan dua asisten memeriksa pencahayaan. Fotografer berdecak puas. “Perut kamu bulat sempurna—prime product. Sangat laku di pasaran sekarang.” Blitz kamera berkali-kali memancar. Siera diminta memiringkan bahu, tangan kanan menelusuri sisi perut, bibir sediki