“Zakiyah …,” bisik Jayden, terpukau akan pesona istrinya. Jantungnya berdebar kencang. Untuk pertama kalinya, dadanya sesak akan perasaan asing yang untuk pertama kalinya dia rasakan. Tangannya bergerak, membelai pipi halus itu. Menyingkirkan helaian rambut yang menghalangi wajah itu. “Ibu …,” bisik Zakiyah, tersenyum manis dalam tidurnya. Tangan Jayden pun terhenti, tak mau mengusik tidur Sang Istri. Beralih memeluknya lagi, memastikan Zakiyah tak kedinginan. Bersandar di lemari, Jayden melempar pandangannya ke luar jendela, melihat hujan yang seolah ditumpahkan langsung dari langit. Suara petir dan kilat masih terdengar saling bersahutan, hanya saja kali ini Zakiyah tidak merasa terganggu atau bahkan takut, karena pelukan hangat itu membuatnya merasa aman. *** Keesokan harinya, pagi