Kening Zakiyah semakin berkerut dalam mendengarnya. “Nggak usah, bukannya aku sudah dikasih bekal tadi!” jawabnya ketus. “Sudah dimakan?” tanya Jayden. “Tentu saja, sudah habis, kok!” tukas Zakiyah seraya melirik ke arah kantong kotak bekal di sebelah mejanya. “Hm, kalau begitu kamu memang harus makan lagi, Kiya Sayang!” Zakiyah merasa bulu kuduknya merinding mendengar panggilan mesra itu, dia bergidik sendiri membayangkan ketika Jayden tidur memeluknya dari belakang. Darahnya berdesir hangat dan jantungnya langsung berdebar kencang. “A-apa maksudnya?” dengusnya gusar, memegang pipinya yang terasa menghangat. “Ck! Kamu yakin sudah memakannya? Karena aku ragu kamu akan menyukainya, Sayang–” “Hentikan! Nggak usah panggil aku sayang!” ujar Zakiyah cepat, dia sendiri menggelang mengeny