Ruang rawat VIP rumah sakit swasta itu sunyi, hanya diisi aroma antiseptik, suara detak mesin infus, dan langkah pelan Jayden yang menggandeng tangan istrinya keluar dari kamar mandi. Zakiyah masih lemah. Kakinya sesekali gemetar ketika menapak, membuat Jayden refleks meraih pinggangnya, menopang tubuh perempuan yang selama ini dia cintai. “Pelan-pelan,” ucap Jayden lembut, matanya menatap penuh kekhawatiran. “Kamu belum pulih sepenuhnya.” Zakiyah hanya mengangguk pelan. Wajahnya masih pucat, keringat dingin menempel di pelipisnya. Dia baru saja menjalani perawatan intensif setelah kontraksi palsunya. Jayden membimbingnya duduk di pinggir ranjang. Dengan cekatan dia mengangkat kaki Zakiyah dan menyusunnya ke atas kasur, lalu menarik selimut setinggi perut. Tangannya bergerak merapik