Mereka diam cukup lama, hanya mendengarkan detak jantung masing-masing. Tak ada lagi kata-kata. Hanya kebersamaan yang terasa utuh. Saling melengkapi. Zakiyah tahu, perjalanan mereka belum selesai. Tapi untuk hari ini, untuk saat ini, ia izinkan dirinya menikmati rasa damai—meski hanya sebentar. “Sekarang aku cuma pengin pulang, Mas. Nggak enak kelamaan di sini,” gumam Zakiyah dengan nada merajuk, membenamkan wajah di bahu Jayden. Jayden tersenyum lebar. Ia suka kalau perempuan itu manja begini. Ada sisi lembut yang selalu memancing naluri melindunginya untuk muncul. “Iya, besok kita pulang,” jawab Jayden sambil membelai lembut punggung Zakiyah. “Kalau perlu, aku bawa dokter dan perawat ke rumah biar kamu bisa tetap dipantau. Aku nggak mau ambil risiko sama sekali soal kamu dan bayi ki