Jauh dari riuh kota dan lampu-lampu yang menyala semalam suntuk, sebuah mobil hitam mewah terparkir mencolok di tengah lapangan tanah yang biasanya jadi arena bermain anak-anak desa. Beberapa anak berhenti menendang bola dan mulai mengintip-intip dari balik pohon pisang, sementara ibu-ibu berkumpul di bawah pohon jambu, bergumam pelan sambil melirik ke arah kendaraan asing itu. "Siapa itu, ya? Mobil siapa itu?" "Kayak tamu dari kota ... mewah banget." Mereka tidak tahu bahwa penumpangnya kini sedang menyusuri jalan setapak yang membelah area ladang kecil, menuju sebuah rumah panggung yang berdiri teduh di bawah naungan pohon rambutan dan nangka yang rindang. Rayhan berjalan paling depan, membimbing Siera dengan langkah pelan. Di belakang mereka, sopir mengangkat dua koper besar yang ta