25. Baik

1098 Kata

Sore hari mulai merambat pelan ketika mobil Hendro memasuki pekarangan rumahnya. Suasana kompleks perumahan itu masih tenang seperti biasa. Pepohonan rindang bergoyang lembut ditiup angin, dan matahari yang mulai miring menyinari tembok rumah dengan cahaya keemasan yang lembut. Mobil itu berhenti pelan di depan garasi rumah Hendro. Ayu duduk diam di kursi penumpang, membelai ujung jarinya sendiri yang bertaut di pangkuannya. Ia belum mengatakan apa pun sejak keluar dari rumah orang tua Hendro, tetapi senyum di wajahnya belum juga pudar. Senyum itu menggambarkan kelegaan, kehangatan, sekaligus kebahagiaan yang sulit ia deskripsikan. Hendro menoleh pada gadis di sampingnya dan mengusap rambut Ayu perlahan dengan jemari hangatnya. “Terima kasih udah nemenin aku hari ini,” ucapnya dengan sua

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN