Mobil Hendro melaju pelan di jalanan kota yang rindang. Jendela mobil sengaja sedikit diturunkan, membiarkan angin sore masuk ke dalam kabin dan menambah kesejukan. Ayu duduk di kursi penumpang, sesekali menoleh ke luar jendela, mengamati pepohonan, kios-kios kecil, dan anak-anak yang bermain di pinggir jalan. Hendro melirik Ayu sekilas. Ia tersenyum tipis. "Deg-degan?" tanyanya, suaranya ringan seperti bercanda. Ayu menoleh, bingung. "Deg-degan kenapa?" "Ya... karena diajak jalan sama aku," jawab Hendro, lalu tertawa pelan. Ayu langsung memutar wajah ke jendela lagi, pipinya merah padam. "Enggak juga..." gumamnya pelan, nyaris seperti angin. Hendro makin tertawa. "Nggak juga, tapi pipinya merah semua, tuh." Ayu menahan senyum sambil meremas jemarinya sendiri. Setibanya di taman, He