"Mama ..." Teriakan Pandu menggema di ruang tengah. Suara teriakan di sertai tangisan histeris. Pandu menatap ke sekeliling tapi melihat semua ruangan itu sepi, sunyi dan kosong. Tidak ada satu orang pun yang ia lihat termasuk Maura, mamanya. Maura masih telanj4ng dan masih berada di dalam pelukan Panji. Keduanya hanya tertutup oleh selimut tebal saja. Panji mendengar teriakan Pandu yang begitu keras. Kedua matanya terbuka perlahan. Tangannya masih mendekap Maura erat lalu berbisik. "Anak kita sudah bangun, Ra ..." ucap Panji lirih lalu mengecup pipi Maura yang masih terlelepa. Semalaman mereka bercinta dengan liar dan tanpa henti. Seolah mereka menumpahkan seluruh rasa rindu mereka di kasur yang kini mereka tiduri. Wajah Maura nampak sangat lelah sekali. Guratan bahagia tercetak je