8

1027 Kata
Lekat sekali Daniel mentap Maura. Lama -lama gadis di depannya itu terlihat sangat cantik dan sangat menggemaskan. "Iya Roti? Ada yang salah?" tanya Maura pelan. Daniel menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak. Sudah jangan banyak bicara. Makanlah sekarang. Saya masih banyak pekerjaan," ucap Daniel pelan. Kedua matanya kembali menatap layar laptopnya dan meneruskan kembali pekerjaannya. "Baik Pak. Saya makan," jawab Maura tanpa mau berdebat panjang. Maura langsung membuka kotak bekal makanan itu dengan pelan. Kedua matanya mengerjap takjub melihat isi makanan yang luar biasa terlihat enak dan belum pernah Mara lihat sebelumnya. "Kenapa? Ada yang salah dengan makanannya?" tanya Daniel tiba -tiba yang membuat Maura kaget. "Eh ... Gak ada Pak. Ekhem ... Saya hanya belum pernah melihat makanan seperti ini," ucap Maura jujur. "Itu namanya sushi. Makanlah, saya rasa, beberapa potongan sushi itu mengenyangkan perutmu," ucap Daniel pelan. Maura mengambil satu potong dan menyuapkan ke dalam mulutnya. Pelan ia mengunyah dan menikmati setiap kunyahan. "Enak?" tanya Daniel pelan sambil mengangguk pelan. "Enak," jawab Maura singkat. Mulutnya masih penuh dengan makanan. Maura mulai bisa menikmati dan mengambil potongan sushi dengan toping yang lainnya. Ia benar -benar baru merasakan makanan sushi yang ternyata sangat enak. "Saya belum pernah makan ini Pak. Ini luar biasa enak sekali. Apa tadi Pak, namanya?" tanya Maura polos. "Sushi," jawab Daniel sambil tersenyum. "Oh ... Sushi." ucap Maura mengulang ucaan Daniel. BRAK ... "Bagus ya? Berduaan?" teriak Ratna dnegan suara keras sambil membuka pintu ruangan itu dengan paksa. Daniel langsung mengangkat wajahnya dan menatap tajam ke arah Ratna. "Siapa suruh masuk ke ruangan saya? Kalau mau masuk ketuk dulu, biasakan sopan," ucap Daniel dengan suara tegas. Ratna merasa tidak terima pun langsung menghampiri meja kerja Daniel. Dengan kasar merebut kotak bekal yang sedang di nikmati oleh Maura hingga Maura kaget dan menatap lekat ke arah ratna. "Enak? Ini jatah aku. Asal kamu tahu, Pak Daniel ini adalah kekasihku. Jadi jangan coba -coba merebutnya dariku atau menggoda dia. Paham?" ucap Ratna dengan garang. "Apa? kekasih? Aku gak salah dengar?" tanya Daniel sambil menggebrak meja kerjanya hingga membuat Maura takut. Wajah Daniel berubah memerah dan nampak sekali sedang marah. Giginya bergemerutuk menahan emosi di kepelanya. tangannya terkepal erat. Daniel seperti muak melihat Ratna. Tatapan ratna pun semakin tajam ke arah dua bola mata Daniel yang terlihat ingin lepas dari kelopak matanya. "Apa kamu lupa dengan cincin ini?" tanya Ratna sambil menunjukkan cincin emas yang meingkar di jari manisnya. Daniel membuang wajahnya. Ia seperti sudah tidak ingin mengingat apapun yang pernah terjadi di antara keduanya. "Cih ... Masih saja kamu pakai? Pintar sekali kamu mencari muka? Di depanku cincin itu selalu kau pakai, selah kita masih memiliki hubungan baik seperti dulu? Tapi di luaran sana kamu melakukan hal yang sama denagn lelaki lain. Dsr perempuan siluman rubah," ucap Daniel kesal. Kata -kata yang terucap pun lolos begitu saja tanpa ia pikirkan sama sekali. "Aku selalu pakai. Kamu aja yang gak pernah tahu dan seolah gak peduli," ucap Ratna mendekatkan wajahnya ke arah Daniel yang sudah nampak merah padam. "Kamu yakin dengan ucapan kamu barusan? Selalu kamu pakai?" tanya Daniel tak kalah sengit. "Yakin. Pakai banget," ucap Ratna dengan nada tinggi penuh percaya diri tinggi. "Terus? Kamu yakin dnegan hubungan kita saat itu? Kamu cinta sama saya?" tanya Daniel kesal langsung to the poin. "Cinta," jawab Ratna tegas tanpa melepas pandangannya dari tatapan tajam Daniel. "Lalu? Kalau cinta kenapa masih harus kemana -mana?" tanya Daniel dengan kesal. Seketika membuat Ratna terdiam. Ucapan pelan tapi begitu menusuk. Terlebih, Daniel tegas mengatakan itu di depan Maura yang ikut mneyimak dan menonton perseteruan kedua insan yang tepat berdiri di depannya. "Masih saja kamu ungkit masalah itu?" tanya Ratna kesal. "Aku? Mengungkit maslah itu? Sama sekali tidak. Aku hanya mengingatkan arti sebuh kesalahan yang berujung pada reiko? Hanya itu," ucap Daniel yang mulai bersikap tenang. Ia sudah bisa mengendalikan dirinya dengan baik. "Lalu? Gadis ini siapa? Datang k kantor dan bekerja tiba -tiba tanpa ada surat lamaran? Bisa begitu?" tanya Ratna yang mengungkit prosedur perekrutan karyawan di restaurant cepat saji itu. Ayah Ratna adalah pemilik restaurant cepat saji itu. Saat Ratna tahu, Daiel bekerja di salah satu cabang restaurant milik ayahnya itu, Ratna meminta untuk di perkerjakan di sana juga sebagai pelayan. "Bukan hak kamu bicara bukan? Apa kamu mau bilang pada papamu? Gitu? Maura akan aku bayar memakai uangku sendiri. Paham? Tidak sedikit pun aku ingin bertindak sewenang -wenang. Aku tahu kapasitasku," ucap Daniel tegas membuat Maura merasa tak enak hati. Baru juga hari ini Maura bekerja di tempat ini ternyata sudah membawa maslah besra. "Pak daniel? Kenapa begitu? Lebih baik, aku mengundurkan diri saja. Aku akan mencari pekerjaan lainnya," ucap Maura pelan sambil menunduk Maura menahan air matanya yang telah berurai. Ia tak tahu harus bagaimana. "Jangan pergi Maura. Tetap diam dan duduk. Ini perintahku," ucap Daniel tegas. Daniel melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Ia malas berlama -lama dengan nenek sihir seperti Ratna. "Kita pergi sekarang, Maura. Tak perlu berlama -lama di tempat ini. Aku harus menemui pemilik restaurant ini, bahwa aku mengundurkan diri dari tempat ini," ucap Daniel tegas. Ia menutup layar laptopnya dan memasukkan ke dalam tasnya. Ia membawa beberapa barang pribdinya dan menggandeng Maura untuk cepat pergi dari bangunan ini. "Daniel?" panggil ratna kemudian. Maura hanya menoleh ke arah Ratna yang terlihat sudah marah. Mungkin kalau di televisi, wajahnya sudah merah padam seperti kepiting rebus dan bertanduk seperti unicorn. "Pak ... Kak Ratna memanggul. Tidak sebaiknya bicara dulu?" tanya Maura setengah berbisik. "Apa yang perlu di bicarakan. Semua sudah berakhir, Maura," jawab Daniel tegas. Maura hanya diam tak bisa berbuat apa -apa. Daniel berhak mengambil keputusannya sendiri yang menurutnya baik. "Daniel? Urusan kita belum selesai?" teriak Ratna dengan keras yang tak di respon sama sekalai oleh Daniel. Maura dan Daniel berjalan beriringan. Daniel masih menggandeng Maura, dan itu semua sengaja dan beralasan. "Pak Daniel?" panggil Dita yang melihat Daniel berjalna ke arah luar bangunan restaurant cepat saji itu. "Daniel?" teriak Ratna yang terus memanggil Daniel dnegan suara keras dan terus mengejar mantan kekasihnya itu.. Daniel berhenti. Ia membalikkan tubuhnya dnegan tangan yang masih menggenggam tangan Maura. "Mulai hari ini, saya mnegundurkan diri dari sini." ucap Daniel tegas. Ia pergi begitu saja tanpa ada kata -kata lain.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN