Panji tetap bersikeras dan tidak mau melepas pelukan di perut Maura. "Mas .. Lepas! Nanti Pandu bangun," ucap Maura frustasi. "Terus kenapa? Kalau Pandu bangun? Biarkan saja, ia melihat Mama dan Papanya sedang bermesraan," ucap Panji sama sekali tidak takut. "Gila kamu, Mas!" ucap Maura kesal. Maura masih berusaha melepaskan tangan Panji dari perutnya. "Kenapa? Kamu lagi belajar mengucap kata gila?" ucap Panji terkekeh. "Mas ... Lepasin sekarang," titah Maura pada Panji. "Gak akan. Kamu tahu, aku menunggu waktu ini sudah lama sekali," jelas Panji berbisik membuat Maura menegang. Tubuh Maura terangkat dan Panji segera membawanya ke kamar utama yang letaknya tepat di samping kamar dimana Pandu berada. Maura terus berontak. Panji menutup pintu kamar dengan kakinya. Lalu membawa tubuh