Panji dan Maura sudah duduk bersebelahan di jok belakang. Sedangkan Rey dan Lia hanya bisa pasrha mengelus d**a mereka masing -masing jika harus mendengar suara -suara yang tak asing dan membuat kedua orang yang duduk di depan bertahan untuk tidak menoleh ke belakang karena ingin tahu. "Spion tengahnya naikkan." titah Panji ketus. Ia tahu Rey pasti akan melirik ke arah belakang melalui kaca spion tengah itu. "Iya Nji," jawab Rey patuh. Rey tak berani mengajak Panji bercanda di situasi yang sedang genting ini. Lia hanya melirik ke arah Rey dan melipat kedua tangannya santai di depan d**a sambil membesarkan volume musik di mobil itu. Rey hanya bisa menghela napas panjang dan dalam. Ia tak tahu bagaimana garus bersikap. Panji memang seperti itu. "Sini aku pangku," ucap Panji pelan dan le