Panji dan Maura telah siap sejak tadi. Kini mereka menunggu kedatangan Rey dan Lia untuk menjemput mereka. Hanya kartu hitam yang saat ini di miliki Panji. Semoga saja uangnya memang cukup untuk mmebuk asebuah usaha restaurant yang akan ia kelola bersama Maura, gadis kesayangannya itu. Tak lama Rey dan Lia sudah menjemput. Keduanya menunggu di tempat parkir. "Kau bawa apa saya?" tanya Panji yang melihat Maura membawa satu tas tentengan berisi beberapa kotak makan. "Buat di mobil. Ada salad buah, puding, sama cemilan aja," jawab Maura pelan. "Kita kan bisa beli di jalan," ucap Panji pelan mencari solusi dengan mudah. "Itu namanya pemborosan. Bahan makanan kita banyak. Lagi pula Mas Panji harus makan makanan yang sehat dan bergizi. Percuma adaMaura, kalau masih tetap jajan?" cicit Maur