Sudah seharian Maura hanya duduk d sofa dan menonton televisi. ia tak punya kegiatan apa -apa kecuali memasak untuk Panji, kalau saj lelaki itu datang tiba -tiba dan membersihkan kamar apartemen yang tidak luas itu. Tok ... Tok ... Tok ... Maura terkesiap memasang telinganya kembi mendengar bahwa memang ada yang mengetuk pintu kamarnya. Jantungnya berdegup keas dan terasa gugup sekali. Antara panik dan bahagia, rasa itu kembali bercampur menjadi satu. Maura merindukan sosok Panji yang sudah hampir dua malam tak kembali ke apartemen. Seperti ada yang hilang saja. Walaupun keduanya belum saling mengenal dengan baik. Langkah kaki Maura dengan cepat menuju pintu depan dan mengintip dari lubang siapakah gerangan yang datang. "Tuan Panji?" ucap maura saat membuka pintu kamar itu. Lelaki ya