"Kenapa? Kayak kaget?" tanya Maura pelan sambil menyuapkan makanannya ke dalam mulut mungilnya. Rey menggelengkan kepalanya pelan. Rey melirik ke arah Panji yang masih menatap Maura dengan mulut sedikit menganga. Maura melanjutkan menghabiskan makanannya. "Sayang? Uangku cukup kan buat belanja tadi?" tanya Panji pelan. Hanya kata - kata itu yang mampu keluar dari mulutnya. Panji sendiri bingung harus menjawab bagaimana. Maura meletakkan sendok dan garpunya. Tangannya memgang tangan Panji. "Apa kamu pikir aku kekurangan?" "Ya ... Lalu apa yang membuatmu ingin membuka warung makan? Seolah aku tidak mencukupi kebutuhan kamu," ucap Panji pelan. Kedua mata Panji sengaja menatap tajam ke arah Maura. Maura terdiam dan tak bisa menjawab. "Bukan tidak mencukupi kebutuhan, Sayang. Tapi, Maur