Satu menit, dua menit, suara Panji menghilang. Namun dekapannya masih sangat erat dan terasa sulit untuk di lepaskan. Tubuh maura mulai terasa pegal dan tak nyaman di posisi seperti ini. Degup jantungnya juga tidak sedang baik -baik saja. Detakannya makin lama makin kencang. Belum lagi aliran darahnya terus naik ke atas hingga terasa di ubun -ubun. Tiba -tiba ... Panji pun memutar tubuhnya ke arah samping dan Maura pun ikut terbalik ikut ke arah sampina dan satu kaki Panji pun memeluk tubuh Mauraseperti guling yang nyaman untuk di dekap. Suhu tubuh lelaki itu masih sangat panas. Bibirnya terdengar sangat bergetar. "Tuan ... Tuan Panji," panggil maura lembut. Maura mendongakkan kepalanya dan menatap ke arah wajah Panji yang memerah. Panji seperti orang yang tak sadarkan diir. Perlaha