Pesawat yang ditumpangi keluarga Benny mendarat mulus di Bandara Changi sekitar pukul delapan pagi. Dari balik jendela, Clarissa bisa melihat deretan pesawat yang berjejer rapi di landasan, sinar matahari pagi memantul di badan logam mereka. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. Sudah beberapa malam ia sulit tidur memikirkan hari ini hari ketika semuanya akan benar - benar nyata. Mereka sudah memutuskan memeriksakan kandungannya ke singapore sejak awal, tapi karena kesibukan, mereka, jadi menundanya hingga dua minggu kemudian, yaitu hari ini. "Risa, maskernya jangan dilepas ya, Nak," ujar Mama Safira sambil merapikan tas tangannya yang mewah. "Kita nggak mau orang tahu kamu di sini. Lagian, Singapura kecil. Banyak orang Indonesia mondar - mandir juga di sini." Clarissa hany

