Rumah besar keluarga Pratomo di Kebayoran sore itu ramai luar biasa. Sudah lama mereka tidak berkumpul di halaman belakang ini, dulu rasanya hampir setiap minggu. Sekarang satu. Ulan sekali saja, jarang bisa lengkap seperti sekarang. Seperti biasa, kalau keluarga besar Pratomo berkumpul, bukan cuma suasana yang heboh, tapi volume suaranya juga bisa menyaingi sound system hajatan, khususnya area meja tertentu, meja pria pembully. Hari ini ada acara spesial yaitu ulang tahun abang Shaka. Dan seperti biasa, yang jadi pusat perhatian justru bukan si empunya acara, melainkan seseorang yang selalu berhasil menarik topik pembicaraan paling panas, Bian. Sejak siang ia sudah merasa gelisah. Bukan karena mau makan enak atau karena ia baru pulang terbang tiga jam yang lalu, tapi karena ia tahu, ha

