115. Terbukanya Tabir

1860 Kata

Di malam hari, Maura terbangun di pertengahan malam, dia merasakan ranjangnya bergerak meski gerakan itu sangat pelan. Maura membuka matanya dan melihat Ardana yang sudah berbaring miring membelakanginya. Menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. “Ar,” panggil Maura. Ardana hanya menjawab dengan gumaman saja tanpa berniat menoleh sedikit pun. “Aku minta maaf, seharusnya aku lebih percaya pada keluarga kamu. Maaf karena aku pernah membenci keluarga kamu,” ucap Maura dengan suara yang tercekat. “Hmmm,” gumam Ardana yang lagi-lagi hanya menjawab dengan suara dari tenggorokannya. “Aku ... aku juga minta maaf saat aku bilang kalau aku sakit, aku bohong sama kamu. Sebenarnya malam itu aku mabuk dan aku enggak sadar kalau Farez membawaku ke hotel. Aku enggak bisa membedakan ilusi dan kenya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN