114. Sesal Yang Tersisa

1869 Kata

Maura menyiapkan hatinya untuk kata-kata yang keluar dari mulut pria yang telah menyelesaikan masa tahanannya itu. Juan memandang istrinya dengan tatapan perih. Dia pun menunduk seraya meremas tangannya. “Malam sebelum malam itu, memang Tuan Randu dan Nyonya Alisia meminta saya untuk menakuti Nyonya Maura, hanya berpura menabraknya. Sebenarnya saya bisa lakukan itu, untuk menggertak nyonya seperti yang mereka perintahkan. Mereka mengatakan akan memberi saya kompensasi yang besar untuk apa yang akan saya lakukan.” Juan menarik napas panjang. “Namun di pagi hari, pak Randu membatalkannya. Beliau bilang, untuk mengantar mereka saja menemui nyonya Maura di kediamannya pada siang hari, kebetulan saya diminta tuan Ardana mengirim baju untuk wisuda ke nyonya, dan mereka mengetahui itu. Sebe

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN