25. Seatap

1509 Kata

Maura sudah merapikan kamarnya, kamar kost itu tampak seperti pertama kali dia datang. Dengan seprai polos berwarna putih yang menutupi ranjangnya. Juga lemari kecil yang sudah kosong. Dia memutuskan memberikan televisinya ke pada pemilik toko kelontong, karena di toko itu tidak ada televisi. Selebihnya dia membawa barang-barangnya yang tidak seberapa banyak itu. Maura menunggu pesan dari Ardana namun pria itu tidak juga mengirim pesan sementara hari semakin malam, sudah pukul sembilan malam. Padahal semula dia ingin menjenguk sang adik, namun sepertinya dia harus mengurungkan niatnya malam ini. Ketika berbaring di ranjang, dia mendengar suara ketukan pintu, dengan segera Maura membuka pintu, rupanya Ardana berdiri mematung, di sisinya sudah ada Amran, asisten sekaligus sekretarisnya.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN