Zeefa sedang bekerja di ruang kerja utamanya, gedung perusahaan Adhitama group merupakan salah satu gedung tertinggi di kota ini. Ketika Zidane memasuki ruangan itu, ruangan yang dulu dipakai ayahnya dan kini ditempati adiknya. Seharunya dia yang berada di sini, seandainya dia lebih kompeten. Dia pun mengakui, sejak Zeefa memimpin perusahaan besar ini, perusahaan ini kian maju saja. Hingga dia dan Zian bisa berbesar hati menerima kenyataan, bahwa memang perusahaan ini mungkin sudah ditakdirkan menjadi milik adiknya. Zeefa pun bertindak sangat adil kepada kedua kakaknya. Tak ada yang dia kurangi dari jatah uang untuk kedua kakaknya itu. “Mas,” sapa Zeefa seraya mengangkat wajahnya. Zidane duduk di sofa setelah mengedarkan pandangannya. Bingkai besar berisi foto keluarga mereka berada di