Hadiah Manis

2448 Kata

Pandangan Kaluna tidak lepas dari sosok Dhika yang tengah bicara dengan Anton. Dari balkon lantai dua, tempat ruang santai dengan televisi yang masih menyala tanpa benar-benar ia perhatikan. Dari celah pembatas kayu balkon yang hangat, matanya mengikuti gerak pria itu, Dhika dengan kaos hitamnya tampak sedang mengeluarkan kekesalannya pada sang asisten. Anton berdiri tegak di depannya, mencatat sesuatu dengan tablet, sementara Dhika berbicara singkat, tegas, seolah setiap kalimat adalah perintah yang tidak bisa diganggu gugat. Dari kejauhan, Kaluna bisa merasakan kembali bayangan pagi tadi, saat pria itu meminta maaf, saat tubuh mereka berpelukan erat di gazebo, lalu ketika petir mengguncang langit, mereka pun bergegas ke dalam rumah dan duduk sarapan dalam hening. Seolah perasaan mereka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN