Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Hapus dulu lipstiknya baru kita berangkat ke mall,” ujar Mas Aiman. Memberikan kotak tisu padaku. “Mau ke mall kayak mau jadi biduan,” tambahnya lagi dan membuatku mendengkus kesal. Terpaksa aku menghapus lipstik merah merona yang ku pakai. Hanya sedikit karena malam ini aku ingin tampil cantik. Bukan apa-apa ya, semenjak hamil aku malas dandan dan selalu berpenampilan polos. Memastikan jika lipstik ku masih aku mengambil kaca kecil yang ada di dalam tas. “Sudah, yuk berangkat,” ajak ku. Mas Aiman masih terdiam di tempat. Mengambil beberapa lembar tisu lalu memberikannya padaku. “Masih terlalu merah. Hapus semuanya, Dek! Kamu sudah cantik tanpa lipstik sialan itu.” Aku mendelik, memukul lengan Mas Aiman cukup keras. “Sembarangan kalau bicara,” omel ku. “Lagian ini tuh lipstik keluaran

