"Mas, tolong ..." "Adek, kamu tahu kan kalau Mas jijik sama siput? Jangan suruh Mas pegang hewan menjijikkan itu! Adek boleh siksa Mas dengan apa saja yang penting bukan siput." Aku mencebikkan bibir, menatap kesal ke arah Mas Aiman. "Katanya mau buat aku bahagia?! Di suruh pegang siput sebentar enggak mau." Mas Aiman membuat aku kesal sekaligus malu. Bisa-bisanya naik ke atas kursi taman saat ada siput melintas di bawahnya. "Ayolah, Mas. Hanya pegang sebentar lalu aku akan mengambil beberapa foto. Setelah itu, lepaskan siputnya." "Adek, aku jijik," ujarnya sambil memasang wajah memelas. "Ngidamnya ganti yang lain saja ya," tawarnya lagi. Aku menghentakkan kedua kakiku ke atas rumput. Mengerucutkan bibir dan memasang wajah galak. Percuma aku mengajaknya ke rumah sakit kalau tidak jadi